Dubes AS Tidak Yakin ISIS Bisa Berkembang di Indonesia

Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo dan Dubes AS Robert Blake
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA.co.id - Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Robert O. Blake Jr, mengaku ragu jika kelompok militan Islamic State of Iraq and al Sham (ISIS) bisa berkembang di Indonesia.

Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka

Alasannya, paham yang dianut oleh kelompok pimpinan Abu Bakr al Baghdadi itu tidak sesuai dengan karakteristik masyarakat Indonesia pada umumnya.

Hal ini disampaikan Blake di sekolah muslim, International Islamic High School (IIHS) di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat, 13 Maret 2015.

Blake menyebut ISIS biasanya berkembang di tempat-tempat yang pemerintahannya kurang memberikan kesempatan politik. Selain itu, tidak ada keterbukaan politik, kurang keterbukaan ekonomi, pemerintahan yang korup dan tidak responsif ke rakyatnya.

"Sementara, saya tidak melihat masyarakat di Indonesia atau Amerika Serikat seperti itu. Oleh sebab itu, walaupun ada kekhawatiran terhadap perkembangan ISIS, namun publik tidak melihat hal tersebut mempengaruhi langsung AS atau Indonesia," papar Blake.

Pemerintahan di Indonesia sendiri, menurut Blake, memiliki demokrasi yang kuat, perekonomian yang berkembang dan pemerintahan responsif. Menurut Blake, sulit bagi ISIS untuk mengorganisir pengikut di situasi begitu.

Blake pun tidak menutup mata terhadap adanya puluhan warga Negeri Paman Sam dan Indonesia yang berangkat ke Irak atau Suriah untuk bergabung bersama ISIS. Tetapi, dia meminta agar publik lebih fokus ke jumlah warga yang memilih tidak bergabung dengan kelompok tersebut.

"Memang, ada sebagian kecil masyarakat yang tertarik kepada ideologi yang saling membenci. Namun, jika dibandingkan, jumlah pejuang asing dari Indonesia atau AS, jumlahnya justru sangat kecil," kata Blake.

Data yang dilansir dari laman NBC News pada Januari 2015 menunjukkan terdapat sekitar 3.400 pejuang asing dari negara-negara barat yang bergabung dengan ISIS. Pejabat berwenang di AS menyebut ada kenaikan tren para pejuang militan dari beberapa negara seperti Prancis, Inggris dan Negeri Paman Sam sendiri.

Sementara itu, Polri pernah menyebut total ada sekitar 50 WNI yang ikut berjuang dengan ISIS di sana. Namun, sulit untuk melakukan klarifikasi terhadap jumlah tersebut ke pemerintah setempat.

Salah satu kelompok WNI yang menyeberang ke Timur Tengah baru-baru ini ditangkap oleh otoritas Turki. Kendati motifnya belum diketahui, namun diduga mereka menyeberang ke Suriah untuk ikut bergabung dengan ISIS. (ase)

ISIS Klaim Rampas Senjata Milik Tentara AS
![vivamore=" Baca Juga
Militer Mesir Klaim Tewaskan Pentolan ISIS di Sinai
:"]




[/vivamore]

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya