- VIVA.co.id/MZ Abidin
Sebab, dia mengaku tidak paham bahkan mengenal dengan organisasi Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS).
"Saya minta nama saya dipulihkan karena identitas saya dibawa-bawa ke isu ini. Saya saja kaget ketika dikabari oleh tetangga saya," kata Suroya saat ditemui di kediamannya di Jalan Sutorejo Tengah, Surabaya, Jumat, 13 Maret 2015.
Janda anak dua ini mengaku memiliki rencana untuk melapor ke pihak kepolisian. Sebab, ada ketakutan tersendiri ketika namanya masuk sebagai 16 WNI yang dinyatakan hilang di Turki, dan diduga bergabung dengan jaringan ISIS.
"Nanti kalau ibu sudah pulang saya akan melapor ke polisi. Saat ini ibu saya masih berada di Lombok untuk menjenguk nenek," katanya.
Pasca dikabarkan menghilang beberapa waktu lalu, Suroya mengaku tidak pernah sepi tamu yang berkunjung ke rumahnya. Selain aparat kelurahan setempat, rumahnya juga didatangi sejumlah wartawan yang ingin memastikan kabar tersebut.
Tidak hanya itu, ponsel miliknya juga sering berdering menerima telepon dari saudara, kerabat, dan koleganya.
"Paman dan bibi saya yang tinggal di Arab Saudi telepon saya. Mereka bertanya apa benar yang diberitakan. Ya saya jawab nggak benar. Saya ada di rumah dan tidak kemana-mana," ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, nama Suroya Cholid mendadak tenar setelah nama perempuan keturunan Arab ini masuk sebagai salah satu 16 WNI yang hilang di Turki. Dalam daftar tersebut 16 WNI ini berasal dari Surabaya dan Surakarta. Hingga saat ini 16 WNI tersebut belum ditemukan.
[/vivamore]
