Badai Siklon Pam Hantam Vanuatu, Delapan Orang Tewas

Badai siklon Pam Vanuatu
Sumber :
  • REUTERS/UNICEF Pacific/Handout via Reuters
VIVA.co.id
Indonesia Kirim Bantuan Kemanusiaan, Vanuatu Tersentuh
- Badai siklon Pam menghantam Vanuatu pada Jumat malam, 13 Maret 2015. Badai yang diikuti dengan angin berkekuatan 340 kilometer per jam, memporak-porandakan negara kepulauan yang berlokasi di Samudera Pasifik.

Bantuan Kemanusiaan Indonesia untuk Vanuatu Tiba Hari Ini

Kantor berita
Indonesia Kirim Bantuan dan Relawan ke Vanuatu
Reuters , Sabtu, 14 Maret 2015 melansir, badai tersebut tergolong siklon lima yang sangat dahysat. Atap rumah berterbangan dan pohon-pohon tercabut dari akarnya, menjadi pemandangan di sana usai dihantam badai siklon Pam. Badai tersebut turut menewaskan delapan orang.

Pejabat berwenang memprediksi jumlah korban tewas akan terus bertambah. Sementara, dari laporan yang belum dikonfirmasi kebenarannya, korban tewas bisa mencapai puluhan.


Namun, menurut para pekerja kemanusiaan yang bekerja di Vanuatu menyebut dampak keseluruhan akibat badai baru bisa diketahui dalam beberapa hari atau pekan ke depan. Direktur organisasi kemanusiaan, Save the Children, untuk Vanuatu, Tom Skirrow, menyebut kantor penanganan bencana Nasional membenarkan korban tewas mencapai 8 orang. Sementara, korban luka berjumlah 20 orang.


Pekerja kemanusiaan di Papua Nugini, mengatakan setidaknya satu orang yang bekerja untuk institusi itu ikut tewas akibat badai tersebut.


Kerusakan yang diakibatkan siklon Pam sangat luar biasa. Dari foto satelit yang ada menunjukkan badai menghantam semua wilayah Vanuatu.


Menurut keterangan saksi, saat dihantam badai, permukaan air laut naik hingga ketinggian 8 meter dan membanjiri seluruh area ibukota, Port Vila. Menurut pejabat berwenang untuk bantuan kemanusiaan, kekuataan badai siklon Pam dapat disetarakan dengan topan Haiyan yang melanda Filipina tahun 2013 lalu. Haiyan menewaskan lebih dari 6.000 warga ketika itu.


Maka diprediksi, badai siklon Pam menjadi salah satu bencana alam terparah di kawasan Pasifik yang pernah terjadi.


Komunikasi Terputus


Menurut juru bicara organisasi kemanusiaan, World Vision, Chloe Morrison, proses penyelamatan dan evakuasi korban akibat badai siklon Pam akan memakan waktu yang lama. Saat ini, warga tengah mengungsi di pusat pengungsian. Sementara, otoritas setempat kurang siap dalam menghadapi situasi semacam ini.


"Kini orang-orang tersebut tidak memiliki rumah. Kemungkinan mereka akan berada di tempat pengungsian selama enam pekan," ujar Skirrow.


Total penduduk di Vanuatu mencapai 260 ribu orang dan tersebar di 83 wilayah pulau. Listrik dan saluran komunikasi masih terputus hingga saat ini.


Menurut laporan terbaru malam ini, badai sudah mulai bergerak menuju ke selatan. Namun, angin masih berhembus kencang.


Belum ada laporan mengenai aksi penjarahan. Tetapi, Skirrow menyebut ada seorang pria yang berkeliling di jalan-jalan Port Vila sambil membawa parang. Sementara, keluarga korban memilih berdiam di samping rumah mereka yang telah hancur disapu badai.


Para pekerja kemanusiaan PBB tengah bersiap pada Minggu esok untuk menuju ke Vanuatu. Bahkan, mereka turut mengerahkan tim dari Benua Eropa.


Tetapi, hingga saat ini bandara ditutup dan angin masih berhembus kencang. Kepala Koordinasi Bantuan Kemanusiaan, Sune Gudnitz, mengatakan kemungkinan akan menggunakan pesawat militer yang diterbangkan dari Australia untuk mendistribusikan bantuan.



![vivamore="
Baca Juga
:"]



[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya