18-3-1950: Invasi Pasukan Nasionalis ke China Daratan

Peta China dan Taiwan
Sumber :
  • MarqueGlobal
VIVA.co.id
PKS Bakal Sambangi Markas PKB Malam Ini, Bahas Apa?
- Mendapat dukungan dari Amerika Serikat (AS), pemerintah nasionalis China di Taiwan melakukan serangan mendadak pada 18 Maret 1950. Manuver ini mengejutkan pemerintahan Republik Rakyat China (RRC), yang saat itu baru setahun berdiri.

Respons Albertina Ho Usai Dilaporkan ke Dewas oleh Pimpinan KPK

Dilansir dari laman
Indonesia Jadi Penghasil Sugar Daddy Terbanyak ke-2 di Asia Tenggara
History , serangan pasukan nasionalis yang berhasil menduduki kota Sungmen, sekaligus memicu ketegangan yang lebih tinggi antara AS dan RRC.


Pada Oktober 1949, pemimpin revolusi komunis China Mao Zedong, mendeklarasikan kemenangan terhadap pemerintah nasionalis, kemudian secara resmi mendirikan RRC.


Pasukan dan politisi nasionalis yang kalah dalam perang sipil China, kemudian mundur ke Taiwan, pulau di lepas pantai China, namun tetap mendeklarasikan diri sebagai pemerintahan China yang asli.


AS menjadi negara pertama yang mengakui pemerintahan China di Taiwan. Para pejabat AS menolak untuk menjalin hubungan apa pun dengan RRC, serta menolak untuk memberi pengakuan diplomatik.


Pemimpin kubu nasionalis Chiang Kai-Shek membombardir China Daratan dengan siaran propaganda, serta pamflet yang dijatuhkan dari pesawat, menyatakan keinginannya menginvasi RRC.


Beberapa pekan sebelum 18 Maret 1950, Chiang telah sangat vokal, menuduh Uni Soviet membantu RRC dengan bantuan penasihat militer serta persenjataan.


Pada 18 Maret, ribuan pasukan nasionalis yang didukung serangan udara dan laut, menyerang pantai China dan menduduki kota Sungman, sekitar 200 mil sebelah selatan Shanghai.


Mereka mengklaim ada 2.500 pasukan komunis yang tewas dalam serangan itu. Pertempuran berlanjut hingga beberapa pekan, namun akhirnya pasukan nasionalis dapat dikalahkan dan kembali mundur ke Taiwan.


Delapan bulan kemudian militer RRC dan AS bertemu pada medan perang di Korea. Pada akhirnya Presiden Harry S. Truman memutuskan mundur, karena khawatir perang Korea akan memicu Perang Dunia III. (ren)

![vivamore="
Baca Juga
:"]



[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya