Sumber :
VIVA.co.id
- Media sosial sebagai alat komunikasi di zaman modern sangat efektif untuk menjalin komunikasi lintas negara. Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) diketahui mampu memanfaatkan dengan maksimal fungsi media sosial.
Maria Ressa, pendiri Rappler.com, sebuah social news network yang berbasis di Filipina, mengatakan hal itu dalam paparannya soal Terrorism, Journalism & Social Media's Network Effect pada diskusi di kantor Dewan Pers, Jakarta, Rabu, 18 Maret 2015.
Baca Juga :
ISIS Klaim Rampas Senjata Milik Tentara AS
Maria Ressa, pendiri Rappler.com, sebuah social news network yang berbasis di Filipina, mengatakan hal itu dalam paparannya soal Terrorism, Journalism & Social Media's Network Effect pada diskusi di kantor Dewan Pers, Jakarta, Rabu, 18 Maret 2015.
Menurut Maria, media sosial dipakai ISIS dalam langkah-langkahnya untuk merekrut anggota. Diawali pemuatan artikel atau gambar di media sosial yang mampu mempengaruhi emosi, memanfaatkan jaringan korban, hingga mempengaruhi sikap dan penanaman ideologi.
“Media sosial sangat dimanfaatkan ISIS, berawal dari
tweet
, memengaruhi emosi, memanfaatkan pertemanan korban, dan menanamkan perilaku,” kata Maria.
Di samping untuk merekrut anggota, media sosial juga dipakai dalam berkomunikasi antaranggota. Beberapa media sosial yang dipakai ISIS, yaitu Youtube, Instagram, Twitter, Facebook, Tumblr, dan Flickr. ISIS memakai tanda pagar sebagai tanda berkomunikasi dan mempromosikan muatan mereka.
"Bahkan ISIS mem-posting 40.000 tweets sehari saat invasi mereka ke Kota Mosul, Irak timur,” ujarnya. (ren)
Baca juga:
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Menurut Maria, media sosial dipakai ISIS dalam langkah-langkahnya untuk merekrut anggota. Diawali pemuatan artikel atau gambar di media sosial yang mampu mempengaruhi emosi, memanfaatkan jaringan korban, hingga mempengaruhi sikap dan penanaman ideologi.