PM Singapura: Saya Tak Bisa Samai Prestasi Lee Kuan Yew

PM Singapura Lee Hsien Loong, dijadwalkan akan kembali bertemu dengan Presiden Jokowi akhir bulan ini.
Sumber :
  • REUTERS/Chris Wattie

VIVA.co.id - Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, pada pagi ini mengumumkan secara resmi ayahnya yang juga mantan Perdana Menteri Negara Singa itu telah wafat pada pukul 03.18 dini hari waktu setempat. Kondisi kesehatan Lee sudah mulai memburuk pada pekan lalu.

Stasiun berita Channel News Asia, Senin, 23 Maret 2015, melansir pada Minggu kemarin kantor Perdana Menteri Singapura (PMO) telah menginformasikan kondisi kesehatan Lee terus memburuk. Belum lagi, sejak dirawat, mantan PM yang berkuasa selama 31 tahun itu, disokong alat bantu pernafasan.

Dalam pernyataan publiknya yang disampaikan pada pukul 08.00 waktu setempat atau 07.00 WIB, Lee mengaku berduka mengetahui sang Ayah menghembuskan nafas terakhir. Untuk menjangkau publik Singapura yang terdiri dari berbagai etnis, Lee menyampaikan pernyataan duka dalam tiga bahasa yakni Melayu, Inggris dan Mandarin.

Baginya, negarawan berusia 91 tahun itu lebih dari sekadar sosok Ayah. Di mata warga Singapura, ujar Lee, Lee Kuan Yew adalah seorang pemimpin negara.

"Dia berjuang untuk kemerdekaan Singapura dan memberikan panduan kesuksesan bagi negara ini dengan bijak," ujarnya.

Lee mengatakan, Ayahnya telah mengorbankan banyak hal untuk Negeri Singa. Singapura, imbuh Lee, dianggap Lee Kuan Yew adalah semangatnya.

"Dia rela memberikan segalanya untuk negara ini. Sebagai Perdana Menteri Singapura, sulit menyamai prestasi yang telah dia raih," kata Lee.

Kini, di akhir hidupnya, Lee melanjutkan, Singapura telah sukses menjadi negara kota yang maju dan menjadi pusat perekonomian dunia.

"Walau kita semua berduka atas kepergiannya, mari kita semua tidak lupa untuk berdiri di atas landasan yang telah Beliau letakkan. Kemudian melanjutkan ide dan pemikirannya serta membuat Singapura tetap sukses di masa mendatang," imbuh Lee.

Dalam sebuah wawancara yang dilakukan oleh harian New York Times tahun 2007 silam, Lee Kuan Yew sadar betul membutuhkan sebuah model ekonomi baru agar negara tersebut bisa bertahan hidup. Lee secara blak-blakan mengakui Singapura akan mati jika mencoba meniru negara tetangga yang dilimpahi sumber daya alam. Sementara, hal tersebut tidak ditemui di negara kecil itu.

"Kami harus menghasilkan sesuatu yang berbeda dan lebih baik dibandingkan apa yang telah mereka miliki," ungkap Lee.

BBC edisi Senin, 23 Maret 2015 melansir Lee kemudian membuat strategi dengan menciptakan tenaga kerja yang memiliki kemampuan tinggi dan fasih berbahasa Inggris. Selain itu, dia menjangkau berbagai investor asing agar mau menanamkan modalnya di Singapura.

Tidak Akan Ada Lagi Pemimpin Seperti Lee Kuan Yew

Hasilnya, Singapura kini sukses dikenal sebagai negara pusat finansial dunia.

Di sisi lain, Lee juga dikenal ketat dan tegas dalam pemberitaan media.  Warisan lain yang ditinggalkannya hingga saat ini yaitu ketatnya pemberitaan, khususnya mengenai pemerintah.

Lee Kuan Yew Ingatkan agar Pejabat Bersih dari Korupsi
![vivamore=" Baca Juga
PM Lee: Ini Pekan yang Gelap bagi Singapura
:"]



[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya