Kopilot Germanwings Pernah Raih Penghargaan dari FAA

Foto akun pribadi Facebook Andreas Lubitz
Sumber :
  • REUTERS/HO TPX IMAGES OF THE DAY NO SALES
VIVA.co.id
Asuransi Tuntut Nasabah Bayar Kerugian
- Sosok Andreas Guenter Lubitz tengah disorot dunia. Sebab, dia disebut oleh Jaksa Penuntut Prancis, sebagai penyebab jatuhnya pesawat Germanwings 4U9525 di Pegunungan Alpen pada Selasa lalu.

Sebelum Tewas, Kopilot Germanwings Sempat Temui 41 Dokter

Stasiun berita
Prancis Buka Penyelidikan Terhadap Jatuhnya Germanwings
CNN , Kamis, 26 Maret 2015, melaporkan Lubitz meraih karier yang gemilang sebagai penerbang di usia muda. Menurut orang-orang terdekat Lubitz sejak kecil, dia telah bercita-cita untuk menjadi seorang penerbang.

Di usia antara 14-20 tahun, Lubitz telah biasa mengenakan perlengkapan di klub parasailing.


"Dia anak muda yang sangat normal dan penuh energi. Apa yang bisa saya katakan? Dia memiliki masa depan yang cerah. Dia membuat hobinya menjadi pekerjaan," ujar seorang rekan dekat, Klaus Radke.


Hampir sebagian besar orang-orang yang pernah mengenal pria berusia 28 tahun itu tidak percaya dia sengaja membuat jatuh pesawat jenis Airbus A320. Rekan satu klub lainnya, Peter Ruecker, mengatakan Lubitz terlihat begitu menikmati pekerjaanya dan bahkan sangat menguasai.


"Dia sangat bahagia dengan pekerjaannya di Germanwings. Dia memiliki semua perasaan baik," ujar Ruecker.


Dia menjelaskan Lubitz sebagai orang yang lebih banyak diam, namun juga ramah kepada rekan lainnya.


Kendati tergolong baru, namun dia pernah meraih penghargaan dari badan penerbangan Amerika Serikat (FAA). Organisasi itu memuji kemampuan terbang Lubitz dan memasukkan dia ke dalam pangkalan data sertifikasi penerbang FAA. Di dalam pangkalan data itu berisi nama-nama pilot bersertifikasi yang telah memenuhi standar pendidikan tinggi, izin dan kesehatan yang dibuat oleh FAA.


Menurut CEO Lufthansa, Carsten Spohr, Lubitz pernah mengalami gangguan ketika berlatih di tahun 2008 silam. Dia kemudian beristirahat selama beberapa bulan.


Namun, Spohr tidak ingin buka suara mengenai alasan Lubitz berhenti dan memulai kembali pelatihannya. Dia menyebut, informasi itu bersifat rahasia karena turut digunakan dalam proses penyelidikan.


Spohr menegaskan bahwa semua perusahaannya tidak hanya mempertimbangkan kualitas calon pilot, tetapi juga melihat faktor lainnya.


"Kami juga memberikan banyak ruang untuk kemampuan psikologis," imbuh dia.


Lubitz, Spohr melanjutkan, siap 100 persen untuk terbang tanpa pembatasan, kemampuan penerbangannya sangat baik. Namun, dia mengakui usai diterima sebagai pilot Germanwings, tidak ada tes psikologis yang dilakukan secara rutin. Dia menggarisbawahi faktor psikologis turut menjadi pertimbangan ketika menerima pilot.


Lubitz mulai bekerja untuk Germanwings pada September 2013 lalu dan baru  mengantongi 630 jam terbang. Laman
Mirror
menyebut sebelum memperoleh izin terbang, dia dilatih lebih dulu di sekolah penerbangan Lufthansa. Sebelumnya, dia menempuh sekolah persiapan di Jerman.


Selain itu, dia juga sempat dilatih di Arizona, Amerika Serikat selama 6 bulan. Juru bicara Lufthansa mengatakan program yang dijalani di sana merupakan salah satu proses yang harus ditempuh untuk memperoleh izin terbang. (one)


![vivamore="
Baca Juga
:"]





[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya