Marty Natalegawa: ASEAN Berhutang Besar pada Lee Kuan Yew

Kunjungan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id
Tidak Akan Ada Lagi Pemimpin Seperti Lee Kuan Yew
- Mantan Menteri Luar Negeri RI, Marty Natalegawa, mengungkap sosok pendiri Singapura, Lee Kuan Yew, sebagai seorang negarawan luar biasa dan berperan penting di kawasan Asia Tenggara. Di mata Marty, Lee berhasil membuat kawasan Asia Tenggara diakui oleh masyarakat internasional.

Lee Kuan Yew Ingatkan agar Pejabat Bersih dari Korupsi

Stasiun berita
PM Lee: Ini Pekan yang Gelap bagi Singapura
Channel News Asia (CNA) , Jumat, 27 Maret 2015, melansir, oleh sebab itu, ASEAN berhutang kepada mantan Perdana Menteri yang telah memerintah Singapura selama 31 tahun itu. Marty berpendapat Lee tidak hanya mempromosikan kepentingan nasional Singapura, tetapi dia juga sejalan dengan kepentingan kawasan.


Selain itu, Lee dianggap berkontribusi besar terhadap iklim ASEAN yang kondusif, di mana masing-masing negara anggota dapat bekerja mencapai tujuan regional masing-masing dan tidak menganggu satu sama lain.


"ASEAN berhutang besar pada Lee Kuan Yew," kata Marty.


"Dia berperan penting dalam menemukan cara beradaptasi dan menyesuaikan situasi regional serta persamaan dan tantangan apa pun yang ada di depan kita," imbuh mantan Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris itu.


Lee merupakan sosok pragmatis dan mampu melihat gambaran yang lebih besar. Marty mengatakan sosok kenegarawanan dan pendekatan yang digunakan Lee, justru bisa diadopsi oleh para pemimpin negara ASEAN saat ini.


Dalam kesempatan itu, Marty kembali mengenang pertemuannya dengan Lee di akhir tahun 2009 lalu. Saat itu, Negeri Singa menjadi tuan rumah pertemuan kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC).


Marty mengenang, dia duduk satu meja dengan Lee. Maka, dia bisa memiliki kesempatan untuk berkomunikasi secara dekat dengan Lee.


Pandangannya terhadap kawasan, kata Marty, sangat tajam. Dia berharap, lebih banyak pemimpin yang menganut semangat Lee di masa depan.


Marty turut menyinggung isu sengketa Laut Tiongkok Selatan. Beberapa negara di kawasan ASEAN turut mengklaim wilayah tersebut dan bersengketa dengan Tiongkok. Oleh sebab itu, Marty menyarankan agar semua negara yang bersengketa meniru cara ASEAN dan menjunjung tinggi prinsip non intervensi.


Ini merupakan kemunculan kali pertama Marty di hadapan publik usai melepas jabatan sebagai Menlu. Dia meletakkan jabatan pada Oktober tahun lalu.




Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya