Jokowi Tak Ingin Ada Ketegangan di Kawasan Asia

Presiden Joko Widodo di Tiongkok
Sumber :
  • REUTERS/Feng Li/Pool
VIVA.co.id
Guru Besar AS: RI Mampu Atasi Konflik Laut China Selatan
- Presiden Joko Widodo pada pagi tadi menjadi pembicara kunci di Forum Boao untuk Asia (BFA) yang digelar di Boao International Convention Centre (BICC). Dalam acara yang mengusung tema "Asia's New Future: Towards a Community of Common Destiny".

Pengklaim China Selatan Harus Hormati Hukum Internasional

Dikutip dari situs resmi Sekretariat Kabinet Sabtu, 28 Maret 2015, mantan Gubernur DKI Jakarta itu memaparkan empat tantangan yang dihadapi negara-negara Asia. Pertama, meningkatkan kualitas hidup rakyat. Kedua, menjaga pertumbuhan dan pembangunan berkelanjutan.
Diancam Menko Luhut, China Akui Pulau Natuna Milik RI


"Ketiga, keamanan dan keempat, lapangan pekerjaan," ungkap Jokowi di hadapan hadirin yang terdiri dari para pemimpin negara dan pengusaha top Asia Pasifik.

Untuk bisa mengatasi keempat tantangan tersebut, Jokowi melanjutkan ada dua faktor kunci utama. Pertama, stabilitas baik internal dan eksternal. Kedua, pembangunan infrastruktur.


Terkait masalah stabilitas eksternal, Jokowi menekankan sengketa yang terjadi di antara negara Asia harus diselesaikan dengan cara yang damai dan bijak. Jangan justru terjebak dalam permainan-permainan yang merugikan negeri sendiri.


"Negara-negara Asia tidak boleh dibiarkan memiliki ketegangan-ketegangan dan perlombaan senjata, karena ini adalah permainan berbahaya dengan biaya yang sangat mahal. Tidak menguntungkan siapa pun dan negara mana pun," tegas Jokowi.


Kalimat itu seolah menggambarkan realita saat ini yang tengah terjadi di beberapa negara Asia. Tiongkok kini tengah bersengketa dengan beberapa negara di kawasan Asia Tenggara terkait klaim kepemilikan lahan di Laut Tiongkok Selatan.


Konflik sengketa lahan juga tengah dihadapi Tiongkok dengan Taiwan dan Jepang. Sementara, Tiongkok dan Jepang seolah berlomba pamer alutsista dengan menaikkan anggaran pertahanan masing-masing negara.


Jokowi mengingatkan kepada semua pihak, agar negara di kawasan Asia menghargai yang tengah dimiliki saat ini. Usaha bersama dan kemauan bekerja sama dengan kebijaksanaan serta percaya diri perlu dikerahkan supaya bisa memastikan adanya stabilitas.


Mantan Walikota Solo itu menyebut jangan sampai Asia kembali menderita akibat peperangan dan penjajahan seperti dulu.


Sementara, terkait masalah pembangunan infrastruktur, Jokowi menyebut, aktivitas itu penting untuk menggerakan roda perekonomian.


Salah satu negara yang menurut Jokowi melakukan pembangunan besar-besaran yakni Tiongkok.


"Saya lihat Tiongkok bergerak serba cepat. Membangun jalan tol cepat, bangun kereta api dan industri cepat. Para pemimpinnya juga bekerja secara cepat," papar Jokowi.


Indonesia pun, ungkap Jokowi, juga ingin membangun dengan cepat. Dia ingin pembangkit tenaga listrik, industri, kereta api, jalan tol dan pelabuhan dibangun secepat di Tiongkok.


"Kami ingin adanya investasi dan pembangunan yang cepat," tegas Jokowi.


Forum BOAO diresmikan pada 27 Februari 2001 di Provinsi Hainan. Acara itu didedikasikan untuk mempromosikan potensi negara-negara Asia sebagai upaya untuk bersama-sama meningkatkan pembangunan ekonomi melalui integrasi perekonomian kawasan.



![vivamore="
Baca Juga
:"]





[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya