Negara Liga Arab Sepakat Bentuk Koalisi Pasukan Militer

Kondisi di Yaman
Sumber :
  • REUTERS/Stringer
VIVA.co.id
13-12-1982: 2.900 Warga Yaman Tewas Akibat Gempa
- Kepala negara-negara yang tergabung di Liga Arab pada pertemuan yang digelar hari Minggu kemarin sepakat untuk membentuk sebuah koalisi pasukan militer. Koalisi militer itu dibentuk dan berfungsi ketika negara-negara anggota tengah menghadapi masalah keamanan.

AS-Arab Saudi Sepakat Dukung Zona Aman di Suriah dan Yaman

Laman
17 Tentara Yaman Disandera dan Dieksekusi Militan Bersenjata
Al-Arabiya , Minggu, 29 Maret 2015, melansir koalisi militer itu nantinya bisa mengintervensi suatu negara yang dianggap menjadi ancaman keamanan dan keselamatan dari negara anggota. Pengerahan koalisi militer bisa dilakukan berdasarkan permintaan yang spesifik dari negara tertentu.

"Para pemimpin negara-negara di Semenanjung Arab telah memutuskan untuk menyetujui prinsip koalisi militer bersama Arab," ungkap Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, yang menjadi tuan rumah pertemuan.


Liga Arab akan bekerja dengan masing-masing perwakilan militer dari negara anggota untuk merealisasikan hal tersebut. Analis berpendapat kecil kemungkinan 22 negara anggota akan bergabung dengan koalisi militer itu.


Menurut informasi dari pejabat berwenang Mesir yang dikutip BBC, koalisi militer akan terdiri dari 40 ribu pasukan elite yang didukung pesawat dan kapal perang serta peralatan senjata ringan.


Namun, menurut para analis pembentukan koalisi militer semacam itu bisa membutuhkan waktu berbulan-bulan. Kebijakan itu ditentang oleh Irak.


Menurut mereka, ketimbang melakukan intervensi ke negara tertentu, Irak lebih menyerukan adanya dialog sebagi solusi terbaik. Pembentukan koalisi militer ini, sebenarnya telah digagas sejak lama, tetapi belum pernah terealisasi.


Kendati begitu, belum ada indikasi koalisi militer itu akan dikerahkan ke konflik Yaman. Kepala Liga Arab, Nabil al-Arabi, mengatakan koalisi yang dipimpin Saudi mengatakan serangan terhadap kelompok pemberontak Houthi akan terus berlanjut hingga grup itu menyerah.


"Yaman kini tengah di ambang jurang perpecahan dan membutuhkan gerakan dari dunia internasional dan Arab yang efektif setelah semua jalur untuk mencapai resolusi damai telah ditempuh, dan tidak berhasil untuk mengakhiri kudeta Houthi dan mengembalikan legitimasi," papar al-Sarabi.


Serangan ke Yaman itu turut direstui oleh Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi. Terakhir, Hadi dikabarkan kabur ke Arab Saudi untuk menghindari kelompok pemberontak Houthi.


Koresponden
BBC
mengatakan konflik di Yaman akan berubah menjadi perang yang meluas di kawasan antara Saudi yang notabene Sunni dan Iran Syiah. (one)



![vivamore="
Baca Juga
:"]






[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya