Jaksa Penuntut Turki Disandera di Pengadilan

Masjid biru atau Hagia Sophia di Istanbul, Turki/Ilustrasi.
Sumber :
  • REUTERS/Murad Seze
VIVA.co.id
DPR: Jangan Tutup Sekolah Hanya karena Permintaan Turki
- Seorang jaksa penuntut di Istanbul, Turki, dijadikan sandera oleh kelompok sayap kiri bernama Front-Partai Pembebasan Rakyat Revolusioner (DKHP/C) pada hari ini. Mehmet Selim Kiraz disandera oleh kelompok itu ketika tengah berada di dalam ruang pengadilan.

Sekolah Pribadi Bandung Akui Simpan Buku Fetullah Gulen

Stasiun berita
Erdogan Keluarkan Dekrit, Sipil Kuasai Militer Turki
Al Jazeera , Selasa, 31 Maret 2015, melansir pelaku yang membawa senjata mengancam akan membunuh Kiraz jika petugas polisi yang menembak seorang remaja bernama Berkin Elvan tidak segera ditahan. Pelaku yang di dalam foto mengenakan penutup wajah berwarna merah dan terdapat tanda bintang, turut meminta beberapa hal dari pemerintah.
Dia juga mengacungkan senjata ke arah kepala Kiraz. Semua tuntutan itu harus dipenuhi pada pukul 15.35 waktu setempat.


Pertama, petugas polisi yang menembak bocah berusia 15 tahun itu harus muncul di televisi dan mengakui kesalahannya. Kedua, petugas polisi itu juga harus diadili di pengadilan rakyat dan bukan pengadilan negara. Ketiga, hak-hak bagi mereka yang ikut aksi unjuk rasa solidaritas dengan keluarga Elvan harus kembali dipulihkan.


Keempat, kelompok itu juga menuntut akses keluar yang aman dari gedung pengadilan. Saat ini, sebuah tim negosiator ulung tengah menggelar pembicaraan dengan DHKP/C. Pasukan khusus pun telah dikerahkan ke ruang pengadilan untuk mengatasi situasi penyanderaan ini.


Kiraz merupakan Jaksa Penuntut yang tengah mengusut kasus pembunuhan terhadap Elvan yang tewas pada bulan Maret 2014. Kematiannya disebabkan oleh polisi yang membubarkan pengunjuk rasa pada awal musim panas tahun 2013 lalu. Polisi menembakkan peluru gas air mata yang mengenai langsung di bagian kepala remaja itu.


Usai bertahan koma selama 269 hari, Elvan akhirnya menghembuskan nafas terakhir. Pengacara yang mewakili keluarga Elvan mengatakan kondisinya kian memburuk di pekan terakhir hidupnya. Berat badannya menyusut hingga 29 kilogram menjadi hanya 16 kilogram.


Laman
Russia Today (RT)
melansir, Elvan turut terlibat dalam aksi unjuk rasa anti-pemerintahan Genzi. Ayah Elvan, Salim, mengatakan kepada media Turki agar pelaku membebaskan Kiraz.


"Putera saya telah meninggal. Saya tidak ingin ada orang lain lagi yang meninggal. Lepaskan dia," ujar Salim.


Sementara, beberapa waktu lalu, suara tembakan terdengar dari ruang pengadilan. (one)




 

![vivamore="
Baca Juga
:"]





[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya