- PressTV
VIVA.co.id - Kelompok radikal ISIS mengeksekusi mati 10 dokter di Hammam al-Alil, sekitar 25 kilometer dari kota Mosul, Irak, karena dituduh tidak mau merawat militan ISIS yang terluka, Rabu, 8 April 2015.
Dikutip dari Press TV, Kamis, 9 April, pejabat setempat bernama Mowaffaq Hamid al-Azawi, menyebut Mosul bagaikan penjara terbuka, di mana warga menjadi sasaran penyiksaan kelompok ini.
Menurut Hamid, para cendekiawan di Mosul juga dipaksa agar mendistorsikan ajaran-ajaran agama, demi mendukung kepentingan ISIS. Selain 10 dokter, ISIS juga mengeksekusi lebih dari 60 anggota empat suku suni di Provinsi Anbar.
Para anggota suku al-Karableh, Albu Ubaid, Albu Mahal dan Albu Salman di sektor barat Anbar itu, dituduh menjadi kolaborator pasukan keamanan Irak, untuk melawan ISIS.
Farhan Mohammed, anggota Dewan Provinsi Anbar, mengatakan militan ISIS juga menculik puluhan warga sipil. Tidak diketahui keberadaan dan bagaimana nasib para korban yang diculik.
Pemerintah Irak yang sukses dalam operasi militer untuk merebut Tikrit, Maret lalu, telah menyatakan rencana operasi militer besar untuk merebut kembali Mosul, yang telah dikuasai ISIS sejak Juni 2014.