Dubes Palestina: Israel Harus Dengarkan Suara Asia Afrika

Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Mehdawi (kanan)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA.co.id - Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Mehdawi, Israel harus mendengarkan deklrasi yang akan disuarakan oleh negara-negara di kawasan Asia Afrika di bagian akhir peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika di Bandung.

RI Terima 200 Permintaan Bantuan Negara Lain

Sebab, ini merupakan tekanan yang signifikan yang disuarakan oleh dua pertiga penduduk dunia dan meminta agar Israel segera hengkang dari Tanah Palestina.

Hal itu diungkap Mehdawi ketika ditemui VIVA.co.id di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat. Menurut Mehdawi, satu-satunya yang menghalangi Palestina untuk meraih kemerdekaan hanya Israel.

"Sebanyak 134 negara di dunia sudah mengakui negara kami. Sehingga, perlu kami lakukan yakni melakukan pendekatan dan tekanan diplomatik ke mereka dan hal tersebut sedang dilakukan oleh negara-negara di Asia Afrika melalui peringatan 60 tahun KAA," ujar Mehdawi.

Dia mengatakan, Israel perlu diberikan tekanan yang bertubi-tubi dari dunia internasional, agar mereka bersedia menepati janjinya dan membiarkan Palestina merdeka. Mehdawi menyadari sebagai negara yang sama-sama bekas jajahan, tidak mudah untuk meraih kemerdekaan. Bahkan, hingga ratusan tahun lamannya.

"Berapa lama waktu yang dibutuhkan bagi Indonesia untuk merdeka? 350 tahun. Sementara, Afsel juga membutuhkan waktu ratusan tahun supaya mereka bisa menyuarakan one man one vote. India butuh waktu 400 tahun," papar Mehdawi.

Warga Palestina pun menyadari hal itu. Maka, Mehdawi melanjutkan, semua warga Palestina telah berkomitmen untuk terus berjuang.

Dia mengatakan, dengan banyaknya dukungan dari berbagai negara, khususnya kawasan Asia dan Afrika, Palestina tidak merasa berjuang seorang diri.

"Bahkan, bagi kami, kemerdekaan sudah terasa mulai dekat. Sebenarnya, kami sudah cukup dekat dengan titik itu," kata dia.

Dalam kesempatan itu, Mehdawi mengatakan tak ragu lagi dengan kebijakan Pemerintah Indonesia dalam mendukung kemerdekaan bagi Palestina. Sejak Presiden pertama, Soekarno hingga saat ini, Joko Widodo, kebijakan luar negeri Indonesia, kata Mehdawi tetap konsisten.

"Kami tak lagi perlu membahas itu dengan Indonesia, karena kami tahu mereka selalu mendukung Palestina. Indonesia selalu menjadi inisiator dan tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan untuk merealisasikan posisinya terhadap kemerdekaan Palestina," papar Mehdawi.

Bahkan, kata dia, warga Indonesia mengaku bangga dan mendukung kebijakan pemerintah untuk memerdekakan Palestina.  "Ini merupakan sebuah kebijakan di mana semua warga Indonesia bersatu dan saling dukung," imbuh dia.

Hasil akhir penyelenggaraan KAA yang digelar pada 19 hingga 24 April 2015, akan direalisasikan tiga dokumen yakni Pesan Bandung, upaya untuk mengintegrasikan ulang kemitraan Asia Afrika dan Deklarasi Palestina. Deklarasi ini rencananya akan diteken oleh 109 negara yang diundang oleh Pemerintah Indonesia.

![vivamore="
Sambangi RI, Sekjen OKI Bahas Upaya Pemberantasan Terorisme
Baca Juga :"]
Megawati: Perang Tak Selesaikan Masalah Timur Tengah






[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya