Ini Alasan Arab Saudi Serang Yaman

Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk RI, Mustafa Ibrahim Al-Mubarok
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mitra Angelia
VIVA.co.id
Gejolak Yaman, Kelompok Houthi Tewaskan 1.000 Anak
- Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia, Mustafa Ibrahim Al-Mubarok membenarkan militer negaranya dan beberapa negara di kawasan Teluk melakukan operasi pemberantasan kelompok pemberontak Houthi di Yaman yang disebut "Badai Ketegasan". Al-Mubarok menyebut Pemerintah Arab Saudi tidak bisa tinggal diam dan hanya menonton tindak kekerasan yang dilakukan kelompok syiah, Houthi di Yaman.

Salat Idul Adha Dibom, Puluhan Tewas

Hal itu disampaikan Al-Mubarok, ketika memberikan keterangan pers di kediamannya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 11 April 2015. Dia menjelaskan Yaman yang berlokasi di bagian selatan Saudi merupakan tetangga dekat. Saudi, ujar Al-Mubarok, senantiasa akan berdiri dan memberikan bantuan bagi saudara-saudara di Yaman. Baik itu dalam bidang politik, sosial dan ekonomi.
Temui Raja Saudi, Jokowi Akan Tagih Perbaikan KBRI Yaman


"Oleh karena itu, Arab Saudi memberikan dukungan kepada Yaman, termasuk ketika terjadi gejolak di dalam negeri. Saat itu, Presiden Yaman sebelumnya, Ali Abdullah Saleh masih menjabat," papar Al-Mubarok.

Kemudian, Saudi berusaha menenangkan situasi di dalam negeri Yaman, dengan meminta agar Saleh segera mengundurkan diri. Permintaan itu dipenuhi dan dilantik Wakil Presiden, Abdrabbuh Mansour Hadi.


Menurut Al-Mubarok, krisis di Yaman bermula ketika kelompok militan Al-Qaeda meneror dan membuat kehancuran di Yaman. Belum usai dari serangan teror, kata Al-Mubarok, kelompok Houthi kemudian muncul.


"Kelompok Houthi juga merusak dan menganggu ketenangan warga Yaman. Mereka mengumpulkan berbagai macam amunisi dan senjata untuk menakut-nakuti masyarakat," papar Al-Mubarok.


Konflik peperangan dengan Houthi dimulai tahun 2009 lalu. Saat itu, Al-Mubarok menjelaskan, kelompok pimpinan Abdulmalek Al Houthi, melancarkan serangan ke perbatasan Arab Saudi di Jizan.


Ternyata, diam-diam, mantan Presiden Saleh turut mendukung serangan tersebut.  Dengan bantuan Saleh, maka Houthi akhirnya menguasai ibukota Sana'a.


Presiden Hadi, kata Al-Mubarok, kemudian melarikan diri ke kota Aden. Tetapi, sebelum dia kabur, Hadi telah menawarkan solusi perdamaian dan berdialog dengan Houthi.


"Saudi tentu juga mendukung negosiasi perdamaian ini," imbuhnya.


Sayang, negosiasi itu berakhir buntu. Upaya perdamaian tidak berhasil, sementara Houthi tetap melakukan tindak kekerasan.


Terdesak dengan situasi keamanan di Aden, Hadi kemudian melarikan diri ke Saudi.


"Kami tidak bisa hanya menonton. Oleh sebab itu, dengan dibantu Dewan Kerjasama Teluk (GCC), kami memutuskan untuk melakukan operasi militer. Serangan ini diharapkan, dapat mengembalikan perdamaian dan situasi stabil bagi Yaman," kata Al-Mubarok.


Namun, sayangnya, operasi militer tersebut ikut menelan korban jiwa dari warga sipil. Data dari kantor berita
Reuters
melansir, lebih dari 600 orang terbunuh dan 100 ribu orang lainnya terpaksa kehilangan tempat tinggal.

![vivamore="
Baca Juga
:"]





[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya