13-4-1990: Uni Soviet Akui Bantai 22 Ribu Polisi Polandia

Lokasi pembantaian polisi elit Polandia
Sumber :
  • the times.co.uk/Tony Halpin & Tom Whitwell
VIVA.co.id
Usai Nasdem, Presiden PKS Ahmad Syaikhu Sambangi Cak Imin di Markas PKB
- Hari ini, 25 tahun yang lalu, Pemerintah Uni Soviet secara resmi mengaku bertanggung jawab atas pembantaian massal 22 ribu polisi elite Polandia di Hutan Katyn, Smolensk, Rusia. Pengakuan itu merupakan bagian dari janji mantan pemimpin Soviet, Mikhail Gorbachev untuk lebih terbuka dan jujur mengenai sejarah Uni Soviet.

Jangan Asal Pilih Lensa Kontak, Bisa Sebabkan 5 Masalah Serius Ini

Dikutip dari laman
Jasad Wanita Open BO yang Dibunuh Hanyut Dibuang di Kali Bekasi Hingga ke Pulau Pari
history.com , semula Uni Soviet membantah tuduhan tersebut dan menyalahkan kelompok Nazi atas pembantaian itu. Pembantaian itu terjadi pada 1940.

Pada 1939, Polandia diinvasi dari arah barat oleh pasukan Nazi. Sementara itu, dari arah timur, mereka dikepung oleh pasukan Soviet. Maka, pada 1940, puluhan ribu anggota militer Polandia dikumpulkan oleh pasukan polisi rahasia Soviet di Hutan Katyn.

Mereka dibantai dan dikuburkan secara massal. Pada 1941, Jerman menyerang Uni Soviet dan berhasil mendorong mereka hingga ke Polandia. Kemudian, pada 1943, ketika perang melawan Soviet kian bertambah sengit, pasukan Jerman berhasil menemukan kuburan massal dan mengangkat puluhan ribu kerangka tulang di Hutan Katyn.


Jerman kemudian memanggil perwakilan dari Pemerintah Polandia yang ketika itu mengasingkan diri ke London. Setelah memeriksa, Polandia kemudian memutuskan bahwa Soviet lah yang bertanggung jawab atas pembantaian itu dan bukan Nazi.


Kendati begitu, perwakilan Polandia ditekan oleh Amerika Serikat dan Inggris untuk tidak mengungkap laporan itu. Alasannya, mereka tidak ingin membahayakan hubungan diplomatik dengan Soviet.


Namun, ketika Perang Dunia II berakhir, salah satu program propaganda Jerman yakni dengan geram terhadap sikap Soviet dan menggunakan isu pembantaian di Hutan Katyn sebagai contoh nyata tindak kekerasan warga Rusia.


Menurut laman
History
, ada dua alasan mengapa Gorbachev bersedia mengungkap kesalahan mereka. Pertama, dia ingin mempopulerkan kebijakan keterbukaan di politik Soviet, ini termasuk lebih terbuka terhadap sejarah Soviet, khususnya di era Joseph Stalin. Faktor kedua, karena ingin menjaga hubungan Polandia-Soviet.


Pada 1990, Uni Soviet kehilangan banyak kekuatannya, sehingga harus bergantung pada satelit di bagian timur Eropa.




Musuh Soviet


Tetapi, pada 2010, Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, mempublikasikan di dunia maya surat perintah pembantaian polisi elite Polandia di dunia maya. Salah satu surat yang ditunjukkan ke publik, tertulis tanggal 5 Maret 1940.


Surat tersebut ditunjukkan oleh mantan Kepala Polisi Rahasia Soviet, NKVD, Lavrenty Beria kepada Stalin. Beria mengusulkan agar tawanan perang Polandia dieksekusi. Dia menyebut puluhan ribu tawanan perang itu sebagai musuh Soviet yang teguh.


"Mereka menanti untuk dibebaskan, sehingga bisa dengan aktif bergabung melawan Soviet," tulis Beria di surat itu dan dikutip
BBC.


Stalin pun menyetujui surat itu dengan memberikan tanda tangan menggunakan pensil berwarna biru.


Hubungan Polandia dan Rusia kembali membaik ketika terjadi kecelakaan pesawat yang membawa Presiden Polandia, Lech Kaczynski pada 2010. Saat itu, Kaczynski tengah dalam perjalanan menuju ke area Smolensk untuk memperingati pembantaian polisi elite Polandia.


Sebanyak 96 penumpang di dalam pesawat diketahui tewas saat mengalami kecelakaan. (art)

![vivamore="
Baca Juga
:"]





[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya