Sejarah Konferensi Asia Afrika

Warga Bandung menyambut digelarnya KAA pada 1955.
Sumber :
  • Arsip Nasional
VIVA.co.id
Pembentukan Dewan Bisnis Indonesia-Afrika Masih Berlangsung
- Berakhirnya Perang Dunia II pada 1945, segera disusul dengan konflik baru di antara negara-negara yang sebelumnya bersekutu, membentuk dua blok bertentangan yang kemudian disebut Perang Dingin.

Indonesia Terus Jajaki Penguatan Kerja Sama dengan Afrika

Ketegangan antara Blok Barat yang dimotori oleh Amerika Serikat (AS) dengan Uni Soviet, melibatkan banyak negara-negara lain terutama negara-negara dunia ketiga di Asia dan Afrika.
Politisi PKS Puji Pidato Presiden Jokowi


Permusuhan membela negara bangsa menjadi dua kubu yang bertikai seperti di Jerman, Vietnam dan Korea, yang masih berlangsung hingga saat ini antara Korea Selatan dan Korea Utara.

Setelah PD II, banyak negara yang berhasil memperoleh kemerdekaannya. Namun tidak sedikit yang masih berjuang dengan susah payah, terutama negara-negara di benua Afrika.


Sekalipun telah merdeka, penjajahan di Indonesia masih menyisakan masalah dengan sengketa soal Papua. PBB sebagai badan internasional yang telah dibentuk pun, tidak bisa diharapkan sebagai penyelesai masalah.


Sebagai badan yang dibentuk oleh negara-negara pemenang perang, jelas PBB mewadahi kepentingan para pendirinya, yang ketika itu pun sudah terpecah menjadi dua blok kepentingan.


Sulit bagi negara-negara kecil yang baru merdeka atau masih terjajah, untuk didengar suaranya kecuali memperoleh dukungan dari salah satu kubu. Membuat mereka beresiko terseret, dalam arus kepentingan dua kelompok yang berseteru.


Kolombo


Dikutip dari buku "Asia Africa Speaks from Bandung," beberapa negara yang baru merdeka kemudian menggalang persatuan, sebagai cara untuk menyatukan suara. Lima negara menggelar pertemuan di Kolombo, Sri Lanka, pada 28 April - 2 Mei 1954, yang kemudian dikenal sebagai Konferensi Kolombo.


Sri Lanka, Indonesia, India, Pakistan dan Myanmar (dulu Burma), melahirkan kesepakatan untuk menggelar konferensi lanjutan, dengan turut menyertakan negara-negara lain di benua Asia dan Afrika.


Pertemuan kedua digelar di Bogor, pada 28-31 Desember 1954, untuk mempersiapkan penyelanggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA), yang kemudian dilaksanakan di Bandung pada 18-25 April 1955.


Sebanyak 29 negara, termasuk 6 dari Afrika, hadir dalam konferensi di Gedung Merdeka, Bandung. Negara-negara itu antara lain Afghanistan, Arab Saudi, China, Etiopia, Filipina, Ghana, Iran, Irak.


Kemudian India, Indonesia, Jepang, Kamboja, Laos, Libanon, Liberia, Libya, Mesir, Myanmar, Nepal, Pakistan, Suriah, Sri Lanka, Sudan, Thailand, Turki, Vietnam, Yaman dan Yordania.


KAA menghasilkan kesepakatan penting, untuk melakukan kerjasama di antara negara-negara Asia Afrika, dirumuskan dalam sepuluh poin yang kemudian dikenal sebagai Dasasila Bandung.


Pada periode selanjutnya, KAA berkembang menjadi gagasan berikutnya melalui Gerakan Non Blok, mencerminkan sikap politik bebas aktif yang diambil Indonesia, serta negara-negara lain yang menolak terseret dalam dua kubu yang bertikai.


![vivamore="
Baca Juga
:"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya