Tiga Dokumen KAA Siap Dibahas di Tingkat Kepala Negara

Menlu Retno Marsudi Menlu Afrika Selatan Konferensi Asia Afrika
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside
VIVA.co.id
RI Terima 200 Permintaan Bantuan Negara Lain
- Tiga dokumen yang akan menjadi hasil peringatan ke-60 Konferensi Asia Afrika (KAA) telah rampung dibahas di tingkat Menteri. Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P Marsudi, menjelaskan dalam pertemuan tingkat Menteri dibahas sekitar 6-7 agenda, antara lain mengenai dokumen yang didiskusikan di tingkat pejabat senior (SOM), pembahasan mengenai kemitraan baru strategis Asia Afrika (NAASP), jaringan agenda dan pertimbangan hasil akhir dokumen.

Sambangi RI, Sekjen OKI Bahas Upaya Pemberantasan Terorisme

Ditemui di Gedung Jakarta Convention Centre (JCC) semalam, mantan Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda itu mengatakan pertemuan antar Menteri berjalan dengan baik, produktif dan konstruktif. Fokus agenda masih berkutar di dokumen NAASP, karena akan menjadi kendaraan untuk menerapkan posisi politik dari para pemimpin.
Megawati: Perang Tak Selesaikan Masalah Timur Tengah


"Yang dilaporkan dari SOM ke tingkat Menteri antara lain ketua SOM menyebut diskusi pada Minggu malam berlangsung sangat intensif. Saya mendengar pertemuan dilakukan hingga tengah malam. Ketua SOM menyebut banyak yang memberi masukan bagi dokumen Pesan Bandung, terutama pada mekanisme untuk memperkuat kerjasama selatan-selatan," papar Retno.

Sementara dalam dokumen NAASP, Ketua SOM menyebut disepakati kerangka NAASP dan tiga pilar yaitu solidaritas politik, kerjasama ekonomi dan hubungan kebudayaan serta sosial.


"Beberapa negara juga sepakat terhadap operasional NAASP," imbuh dia.


Untuk dokumen yang menyangkut dukungan bagi Palestina, seluruh negara Asia Afrika sepakat untuk memberikan dukungan politik bagi Palestina dan di waktu yang bersamaan turut menggalang dukungan untuk pembentukan kapasitas kerjasama. 


"Intinya, pada pertemuan SOM kemarin, tiga dokumen telah diadopsi dan diserahkan ke Menteri. Sementara di tingkat Menteri, ketiga dokumen itu juga telah diadopsi dan siap diserahkan ke para pemimpin untuk menjadi pertimbangan," kata dia.


Retno turut menyampaikan tujuh poin penting yang mengemuka dalam pertemuan tersebut. Pertama, Semangat Bandung atau Dasasila Bandung masih dianggap relevan untuk situasi saat ini.


Kedua, delegasi menyerukan untuk terus memperkuat solidaritas. Ketiga, para delegasi menunjukkan dukungan yang begitu kuat terhadap Palestina dan dukungan terhadap kerjasama pembangunan kapasitas.


"Keempat, para Menteri menyambut baik tiga dokumen yang tidak saja berisi kemitraan Asia Afrika, tetapi juga menyediakan kerangka operasional kerjasama. Kelima, para Menteri turut berpendapat mengenai kerjasama selatan-selatan dan segitiga serta menyerukan semua negara ikut terlibat program itu," papar Retno.


Keenam, kerjasama ekonomi akan menjadi salah satu kerjasama penting di Asia Afrika. Para delegasi sepakat untuk berkomunikasi secara intensif dengan mitra mereka di kawasan Asia dan Afrika.


"Ketujuh, para Menteri setuju mengenai perlunya perdamaian dan keamanan. Oleh sebab itu diperlukan kerjasama untuk melawan kejahatan transnasional termasuk terorisme dan penyalahgunaan narkoba," kata Retno.


Ada juga beberapa kerjasama di bidang lain, lanjut Retno yang diajukan oleh para delegasi antara lain, perubahan iklim, Hak Asasi Manusia dan pembangunan yang berkelanjutan.


Proses Dokumen KAA


Wakil Tetap RI untuk PBB, Desra Percaya, yang ditemui di tempat sama, mengatakan sebelum dokumen dibahas di tingkat SOM di Jakarta, ketiga dokumen digodok terlebih dahulu di markas PBB di New York, Amerika Serikat. Alasan pemilihan New York untuk pembahasan, Desra menjelaskan, untuk mempermudah negara peserta mendiskusikan dokumen itu.


"Total, ada 193 Dubes yang mewakili masing-masing negara. 109 Negara dari Asia dan Afrika juga ada di PBB. Jadi, yang kami lakukan semata-mata demi efektivitas dan efisiensi," kata Desra.


Dia menyebut, kendati sempat ada perbedaan ketika berdiskusi mengenai ketiga dokumen itu dalam beberapa isu, namun untungnya, semua negara peserta memilih mengesampingkan perbedaan dan tetap fokus pada kepentingan bersama negara dari kedua kawasan.


"Proses dokumen ketika dibawa ke Jakarta telah rampung 90 persen. Dokumen itu kemudian telah dibahas di tingkat SOM dan di tingkat Menteri serta di tingkat pemimpin negara," kata dia. (one)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya