Ketegangan RI-Australia Tak Akan Lama

Dubes Indonesia untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema
Sumber :
  • Antara/ Lucky R

VIVA.co.id - Duta Besar Indonesia untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema mengatakan ketegangan yang kini tengah dialami oleh kedua negara tidak akan berlangsung lama. Sebab, kedua negara memiliki tekad untuk menjalin erat hubungan antara Indonesia dengan Australia.

Demikian ungkap mantan Dubes RI untuk Kerajaan Belgia dan Uni Eropa itu saat dihubungi VIVA.co.id melalui telepon pada Rabu, 29 April 2015. Dia mengakui saat ini memang kedua negara sedang mengalami dinamika.

"Tetapi kedua negara telah berjanji dan saya tahu betul bahwa Indonesia memiliki makna penting bagi Australia dan sebaliknya. Sehingga dengan tekad itulah kedua negara akan kembali menjalin kembali hubungan tersebut," kata Nadjib.

Dia optimistis, semua program yang telah dikampanyekan di berbagai bidang tetap bisa terealisasi. Dalam wawancara khusus dengan VIVA.co.id beberapa waktu lalu,. Program tersebut merupakan kerjasama antar bidang, misalnya antar universitas dan sekolah.

Sementara, yang dalam waktu dekat ini sedang coba direalisasikan adalah antar pelabuhan yakni Townsville dengan Tanjung Priok.

Indonesia Ajarkan Australia Cara Tangani Terorisme

Dalam kesempatan itu, Nadjib menjelaskan terlalu berharga hubungan yang telah dibangun kedua negara selama puluhan tahun jika harus berakhir hanya karena eksekusi mati. Sebab, pada kenyataannya kedua negara memang saling membutuhkan.

Terkait dengan adanya seruan untuk menghentikan bantuan internasional dari Negeri Kanguru ke Indonesia, Nadjib menjelaskan RI tidak pernah meminta itu.

"Itu merupakan dana yang diberikan oleh Pemerintah Australia untuk membantu Indonesia menjadi mitra sejajar agar bisa diajak bekerja sama. Jadi, dana tersebut adalah kemurahan hati Australia," kata Nadjib.

Dia turut menyampaikan Wakil Dubes RI di Canberra telah dipanggil oleh Kementerian Luar Negeri Australia untuk diberikan notifikasi protes dan pemanggilan pulang Dubes. Kemlu Australia memanggil Dubes karena Nadjib saat ini masih berada di Indonesia.

Tetap Lindungi WNI

Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, mengatakan pemanggilan Dubes kembali ke negara asal untuk berkonsultasi merupakan hal yang wajar dan merupakan hak pengirim.

Ditemui di gedung Kemlu di kawasan Pejambon hari ini, Arrmanatha mengatakan Indonesia memahami alasan Perdana Menteri Tony Abbott memanggil pulang Dubes Paul Grigson.

"Namun demikian kami tetap berharap hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia akan tetap baik. Hal itu juga selalu disampaikan oleh Pak Presiden dan Ibu Menteri Luar NegeriĀ  untuk meningkatkan hubungan baik antar kedua negara," ujar diplomat yang akrab disapa Tata.

Perlindungan WNI di Negeri Kanguru, Tata menambahkan, tidak ada yang berubah. Pemerintah Indonesia telah meminta agar WNI di sana selalu menjaga sikap dan mengikuti aturan yang berlalu. Berdasarkan data dari KBRI Canberra, total terdapat sekitar 17 ribu WNI yang tengah bermukim di Australia.

"Apabila mereka membutuhkan bantuan, baik itu dari KBRI atau Konsulat Jenderal di sana, diharapkan mereka bisa langsung menghubungi perwakilan RI di sana," kata Tata.

Ketegangan hubungan kedua negara kali ini telah diprediksi oleh banyak pihak. Akibat eksekusi mati kedua warganya, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, Pemerintah Australia memanggil pulang Dubes Grigson ke Canberra.

Indonesia dan Australia Intensif Bicarakan Terorisme

PM Abbott juga menghentikan sementara waktu kontak di tingkat Menteri. (ase)

Indonesia dan Australia

Australia Siapkan Program 5.000 Doktor untuk Indonesia

Indonesia direncanakan untuk menjadi pusat studi Islam.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016