KBRI: Tak Ada Alasan yang Jelas Pembatalan Menteri Belanda

61 Penerbangan dari 5 Maskapai Langgar Izin Rute Terbang
Sumber :
  • VIVAnews/Ahmad Rizaluddin

VIVA.co.id - Menteri Perhubungan RI, Ignasius Jonan tiba-tiba membatalkan sejumlah agenda kerja di Belanda. Menurut rilis yang diterima VIVA.co.id dari Kementerian Perhubungan pada Sabtu, 2 Mei 2015, pembatalan itu lantaran Jonan kecewa terhadap sikap Pemerintah Belanda yang mencampur adukkan masalah bisnis dengan politik.

Jonan mengatakan, kedatangannya ke Belanda untuk menghadiri forum infrastruktur di Den Haag dan mengunjungi sejumlah fasilitas transportasi, seperti Pelabuhan Rotterdam dari Kamis 30 April hingga Jumat, 1 Mei 2015 kemarin.

"Seharusnya di dalam forum itu turut dihadiri Menteri Transportasi Belanda, Schultz van Haagen. Selain berdiskusi dengan pengusaha dari Belanda, keduanya juga dijadwalkan menggelar pertemuan bilateral," ujar Kepala Pusat Komunikasi Kemenhub, Julius Adravida Barata melalui rilisnya.

Ketika diklarifikasi melalui telepon, Barata menyebut pembatalan pertemuan bilateral itu dilakukan secara tiba-tiba. Dia menyebut pembatalan kali pertama dilakukan pihak Belanda. Padahal, sebelumnya pertemuan sudah dijadwalkan sejak jauh-jauh hari.

"Apalagi alasannya kalau bukan karena eksekusi mati? Pertemuan ini telah kami jadwalkan sejak jauh hari, tetapi karena ada peristiwa kemarin, tiba-tiba mereka membatalkan karena alasan yang tak jelas," kata Barata ketika dihubungi VIVA.co.id.

Mengetahui hal itu, Barata melanjutkan, Jonan turut membatalkan kehadirannya di forum infrastruktur dan semua agenda resmi selama di Belanda. Barata menambahkan Jonan telah berkonsultasi lebih dulu dengan Kementerian Luar Negeri, sebelum membatalkan semua agendanya.

Kehadiran Jonan kemudian digantikan oleh Staf Ahli Menhub bidang logistik dan multi moda, Sugihardjo serta Direktur Pelabuhan dan Pengerukan, Adolf Tambunan.

Sikap Haagen tidak hanya disesalkan oleh Jonan, tetapi juga oleh para pengusaha Belanda. Salah satu alasan mereka ikut menghadiri forum infrastruktur, karena tertarik mendengar langsung realisasi rencana pembangunan sektor maritim di Indonesia.

"Mereka turut menyesalkan sikap Pemerintah Belanda yang justru malah mencampur adukkan isu bisnis dengan politik," kata Barata.

Sebagai penggantinya, Jonan memilih untuk memanfaatkan kunjungan ke Belanda dengan menggelar pertemuan informal dengan kalangan pengusaha setempat.

Fokus Pembangunan, Eksekusi Mati Tahap Ketiga Ditunda

Sebelum bertolak ke Belanda, Jonan telah berkunjung ke dua negara lain yakni Inggris dan Latvia. Saat di London, Jonan bertemu dengan Sekretaris Jenderal Organisasi Maritim Internasional (IMO), para investor di bidang perkeretaapian dan perkapalan, serta berbicara di depan pengusaha di Asia House. Sementara, saat di Latvia, Jonan bertemu dengan Menteri Transportasi Eropa dan Asia, serta mengadakan pertemuan bilateral dengan Uni Eropa dan beberapa negara Eropa lainnya.

Tanpa Alasan

Sementara, pejabat di KBRI Den Haag bidang penerangan sosial dan budaya, Aziz Nurwahyudi, mengatakan, tidak disebut dengan jelas alasan pembatalan Menteri Haagen menjadi pembicara kunci dan bertemu dengan Jonan.

"Mereka tidak pernah menyampaikan secara eksplisit alasan pembatalan. Mereka hanya mengubah nama pejabat yang memberikan pidato kunci di forum infrastruktur menjadi Sekretaris Jenderal Kementerian Infrastruktur dan Lingkungan Belanda," kata Aziz kepada VIVA.co.id melalui pesan pendek.

Sementara, Indonesia menyesuaikan dengan tata krama yang ada, maka diwakilkan kepada staf ahli Kemenhub. Jonan sendiri dilaporkan tengah kembali menuju ke Indonesia hari ini.

Pemerintah Belanda sebelumnya pernah memprotes kebijakan pelaksanan eksekusi mati ketika Kejaksaan Agung mengeksekusi salah satu warga mereka, Ang Kim Soe pada pertengahan Januari lalu. Menteri Luar Negeri Belanda memanggil pulang Duta Besar Rob Swartbol untuk berkonsultasi.

Menko Luhut Minta Soal Eksekusi Mati Tak Perlu Diumbar

"Tunggu saja. Tidak usah ribut-ribut. Jangan dibuat sinetron."

img_title
VIVA.co.id
12 Januari 2016