Pesan Tokoh Muslim AS untuk Indonesia

Tokoh Muslim AS Berkunjung ke Redaksi VIVA.co.id
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id - Komunitas muslim Amerika Serikat mengaku memetik pelajaran dari kunjungan ke Indonesia pada 27 April-1 Mei 2015. Kunjungan dilakukan untuk menyuarakan Islam yang damai dan toleran ke seluruh dunia.

FOTO: Kunjungan Tokoh Muslim AS ke Redaksi VIVA

Upaya tersebut kini makin menemukan konteks di tengah maraknya aksi radikalisme dan esktrimisme mengatasnamakan Islam yang terjadi di berbagai belahan dunia.

“Pesan ini sangat penting terutama dalam situasi dan kondisi dunia dewasa ini, dimana Islam digunakan untuk pencapaian tujuan politik dengan cara-cara kekerasan” ujar Dubes RI untuk AS, Budi Bowoleksono dalam keterangannya kepada VIVA.co.id, Minggu 3 Mei 2015.

Melihat Terorisme dari Mata Korban

Bowoleksono mengaku menggagas program ini sejak awal bersama dengan Kantor Utusan Khusus AS untuk Komunitas Muslim.

Delegasi muslim AS ke Indonesia terdiri dari berbagai kalangan baik unsur pemerintah, pemuda, pengusaha, tokoh media dan komunikasi serta akademisi. Mereka memberikan pesan kuat kepada masyarakat muslim Indonesia bahwa Islam di AS memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang di negara barat termasuk di Amerika Serikat.

“Persepsi bahwa Islam dan umat Islam di AS mengalami diskriminasi tidak sepenuhnya benar dan harus diluruskan. Bahkan 2 orang anggota Kongres AS yang beragama Islam merupakan anggota Kaukus Indonesia di Kongres AS”, kata Dubes RI. 

Tokoh Muslim AS ke Indonesia Bahas Radikalisme

Dengarkan keprihatinan

Dalam kesempatan kunjungan ke Indonesia, delegasi muslim AS berkesempatan bertemu dengan tokoh agama dari berbagai organisasi Islam di Indonesia, tokoh-tokoh lintas agama, kalangan pengajar Islam, generasi muda Islam, mahasiswa dan pelajar Islam serta kalangan pemerintah.

Kegiatan diskusi dan dialog juga dilakukan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Wahid Institute, Ma’arif Institute, Pemuda Muhammadiyah dan bahkan berkesempatan mengunjungi Pondok Pesantren Darunnajah di Ulujami Jakarta. Delegasi juga melaksanakan Salat Jumat bersama masyarakat Indonesia di Masjid Istiqlal, Jakarta.

Delegasi muslim AS juga dapat mendengarkan secara langsung keprihatinan organisasi Islam di Indonesia terhadap berbagai kebijakan AS yang dinilai tidak tepat khususnya menyangkut isu Palestina dan Timur Tengah secara umum.

Di akhir kunjungan, secara khusus,tokoh muslim AS meminta muslim Indonesia untuk dapat menjadi pemimpin dalam upaya untuk menyiarkan Islam moderat dan toleran yang menjadi ciri khas Indonesia.

“Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, dan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dapat menjadi “kiblat” Islam moderat di dunia,” tutur Shaarik Zaafar, Utusan Khusus AS untuk Komunitas Muslim yang menjadi Ketua delegasi Muslim AS ke Indonesia.

Selain Shaarik Zafar, delegasi Muslim AS terdiri dari Farooq Kathwari (pengusaha/CEO Ethan Allen), Mustafa Tameez (Konsultan Media dan Komunikasi/Outreach Strategist), Jihad Turk (pendidik/pengelola universitas Islam di AS), dan Alejandro Beutel (akademisi/periset masalah radikalisme/aktivis komunitas Islam AS). Turut dalam delegasi Imam Shamsi Ali, tokoh muslim Indonesia di AS.

Dalam kesempatan kunjungan, delegasi muslim AS berkesempatan pula menghadiri acara pemberian penghargaan Tokoh Perubahan Republika 2014 dan melakukan media enggagement dengan beberapa media di Indonesia termasuk tampil dalam acara yang bernuansakan Islam di salah satu stasiun televisi.

Sebagai langkah strategis menjawab berbagai tantangan umat yang dihadapi dewasa ini, Indonesia dan AS merencanakan akan membentuk 'Indonesia-US Muslim Advisory Council' atau Dewan Penasihat Muslim AS dan Indonesia yang diharapkan dapat sebagai wadah utama dalam melaksanakan komitmen kedua negara dalam mempromosikan Islam moderat sebagai rahmatan lilalamin di dunia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya