KBRI di Australia Diteror

Kapal feri melintas gedung Sydney Opera House
Sumber :
  • VIVAnews / Renne Kawilarang

VIVA.co.id - KBRI di Canberra, Australia pada hari ini, Senin 4 Mei 2015, menerima paket mencurigakan berupa bubuk putih.

Indonesia Ajarkan Australia Cara Tangani Terorisme

Khawatir bubuk putih itu mengandung zat berbahaya, para petugas di KBRI memanggil tim khusus penanganan darurat zat berbahaya (HAMZAT) di Gedung KBRI yang berlokasi di Yarralumla.

Stasiun berita ABC News Australia, melansir juru bicara polisi yang menyebut mereka dipanggil pada pukul 10.45 waktu setempat. Menurut Detektif Sersan Dave Turner, paket tersebut ditemukan di ruang penerimaan surat di gedung kedutaan.

"Analisa penuh terhadap zat tersebut membutuhkan waktu beberapa jam lamanya," kata Turner.

Polisi langsung memblokir jalan di area depan Kedutaan dan mengirimkan dua mobil untuk menampung zat berbahaya dan dua truk pemadam kebakaran. Jalur di area kedutaan yang sebelumnya ditutup sekarang telah dibuka.

Namun, hingga saat ini, polisi masih belum dapat menyimpulkan apakah pengiriman bubuk putih itu ada kaitannya dengan isu eksekusi mati yang dilakukan di Indonesia.

"Motif pengiriman paket akan menjadi bagian dari penyelidikan kami. Kami belum memiliki informasi apa pun saat ini," kata Turner.

Senada dengan Turner, Duta Besar RI untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema, enggan memberikan komentar apa pun.

"Dalam waktu dekat kami akan mengeluarkan rilis terkait peristiwa hari ini," ujar Nadjib yang dihubungi VIVA.co.id melalui telepon.

Pengiriman bubuk putih itu terjadi usai eksekusi mati dilakukan terhadap dua gembong narkoba, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran pada Rabu dini hari. Akibat eksekusi mati tersebut turut menimbulkan protes dari sebagian masyarakat Australia.

Duta Besar Australia untuk Indonesia, Paul Grigson telah dipanggil pulang ke Negeri Kanguru pada Minggu malam untuk berkonsultasi dengan Menteri Luar Negeri, Julie Bishop.

Aksi berupa teror yang sama juga pernah diterima oleh. Saat itu, terdapat cairan merah yang menyerupai darah di depan gedung KJRI. Namun, usai diperiksa, cairan itu adalah cat dan tidak mengandung zat berbahaya. (ase)

Indonesia dan Australia

Australia Siapkan Program 5.000 Doktor untuk Indonesia

Indonesia direncanakan untuk menjadi pusat studi Islam.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016