Mengaku Dengar Suara Hantu, TKI Bunuh Putri Majikan

Ilustrasi Pembunuhan
Sumber :
  • iStock
VIVA.co.id
Cerita TKI Hong Kong Kena COVID-19 Ditelantarkan Majikan
- TKI yang tengah bekerja di luar negeri kembali tersangkut kasus hukum. Kali ini menimpa wanita berusia 30 tahun bernama Tuti Aeliyah.

Kisah Perjalanan Para TKI Jadi Korban Kerja Paksa di Malaysia

Harian Singapura,
Sebar Video Majikan Telanjang, TKI di Singapura Dibui 17 Bulan Penjara
The Straits Times , Senin, 25 Mei 2015, melansir Tuti didakwa membunuh putri majikan yang berusia remaja, Shameera Basha Noor Basha. Shameera tewas dicekik dengan menggunakan pakaian sekolahnya ketika dia sedang tertidur.


Peristiwa tragis itu berlangsung pada 14 November 2013 di kediaman orang tuanya, Tampines, Singapura. Saat itu, Shameera masih lelap tertidur dan ditinggal seorang diri di rumah oleh orang tuanya. Tuti yang ketika mengaku berada di toilet melihat hantu yang memintanya untuk membunuh Sahmeera.


Maka pada pukul 08.00 waktu setempat, Tuti pergi ke dapur dan membawa pisau. Wanita berusia 30 tahun itu masuk ke dalam kamar Shameera dan berusaha membekap wajahnya menggunakan bantal.


Namun, remaja berusia 16 tahun itu bangun dan melawan. Tiba-tiba Tuti langsung menusuk perut dan dada Shameera menggunakan pisau tadi. Belum cukup, pakaian sekolah Shameera kemudian dilingkarkan ke lehernya, hingga dia berhenti bernafas.


Menyadari Shameera tewas di tangannya, Tuti kemudian berniat bunuh diri. Dia menegak cairan pelembut pakaian, nyawanya masih selamat. Kemudian dia menggores pergelangan tangannya dengan pisau dan menggantung diri di toilet pun tetap tak berhasil membuatnya meregang nyawa.


Sekitar pukul 12.30 waktu setempat, ketika Ibu Shameera kembali ke rumah, Tuti menginformasikan bahwa dia telah membunuh Shameera. Sang ibu sangat terpukul putrinya tewas. Dia kemudian mencari pertolongan ke tetangga dan mereka menghubungi polisi.


Dalam sesi persidangan, pengadilan mengurangi dakwaan kepada Tuti, lantaran saat pemeriksaan kejiwaan, ditemukan gangguan jiwa pada diri Tuti. Pengadilan juga menemukan fakta selama 3 tahun bekerja di rumah majikannya, Tuti tidak pernah mengalami masalah atau diperlakukan secara kasar.


Sang majikan mengaku beberapa bulan sebelum terjadi pembunuhan, Tuti mulai bertingkah aneh. Badannya tiba-tiba menurun drastis, tidak ingin menghubungi keluarganya di Indonesia dan kerap menangis.


Dua pekan sebelum pembunuhan terjadi, Tuti pernah mengatakan kepada tetangga, jika dia ingin bunuh diri. Bahkan, dia sempat mengatakan kepada psikiater pada sehari sebelum terjadinya pembunuhan, jika dia kembali bunuh diri, namun gagal.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya