Peneror Kafe Sydney Pernah Ditolak Gabung dengan Geng Motor

Man Haron Monis, pelaku penyanderaan di Sydney
Sumber :
  • REUTERS/ABC via Reuters TV
VIVA.co.id
Pelecehan Seksual Bayangi Anak Pengungsi di Australia
- Ulama yang menjadi otak penyanderaan di Kafe Lindt, Australia, pada tahun lalu diduga membuat klaim muluk mengenai situasi dirinya yang dikucilkan oleh pemerintah negara asalnya, Iran. Hal itu terungkap dalam proses penyelidikan terhadap Man Haron Monis yang kembali dilakukan setelah sebelumnya sempat terhenti.

Australia Siapkan Program 5.000 Doktor untuk Indonesia

Dikutip dari kantor berita
Indonesia Ajarkan Australia Cara Tangani Terorisme
Reuters , Senin, 25 Mei 2015, Man Haron Monis juga pernah bergabung dengan sebuah geng motor bernama "Rebels Motorcycle Club" di tahun 2012 atau 2013. Namun, menurut seorang pengacara yang turut terlibat dalam proses penyelidikan, Sophie Callan, mengatakan, Monis akhirnya ditolak bergabung dengan geng motor itu karena dianggap terlalu aneh.


"Pada akhirnya, dia ditolak oleh geng Rebels dan mereka mengambil motornya," kata Callan.


Dalam proses penyelidikan terhadap latar belakang Monis, tim memanggil lebih dari 100 orang saksi.
BBC
edisi hari ini melansir, Monis tiba di Australia pada 1996 dan menjalani kehidupan yang tertutup di Negeri Kanguru.


Menurut pejabat yang turut membantu proses penyelidikan, Jeremy Gormly, gambaran mengenai latar belakangnya diambil dari data pemerintah. Sementara, bukti pernyataan verbal diambil dari orang-orang yang mengaku mengenal dia. Gormly menyebut selama masa hidupnya, Monis merupakan orang yang tertutup.


Dia lahir di kota Borujerd di tahun 1964 lalu, sebagai anak bungsu dari lima bersaudara. Monis dibesarkan dengan pendidikan konvensional dan merupakan siswa yang cerdas serta bertingkah laku baik.


Di tahun 1980-an, Monis diketahui menikah dan memiliki dua orang anak. Dia bekerja dan kuliah dalam waktu bersamaan dengan dukungan dana dari ayah mertuanya. Di tahun 1990an, semua yang direncanakan Monis mulai melenceng.


Di tahun 1996, dia ke Australia untuk mencari suaka. Kepada Pemerintah Australia, Monsi mengaku dikucilkan oleh Pemerintah Iran setelah bekerja sebagai mata-mata bagi mereka.


"Tuan Monis kerap membuat klaim yang muluk," kata Gormly.


Walaupun dia mengatakan tak semua klaim tersebut tidak benar. Nama asli Monis diketahui Mohammad Montegni. Namun, beberapa kali dia menggunakan nama alias begitu tiba di Australia.


Dia juga memiliki sejarah aktivitas yang didorong alasan agama dan menyebut dirinya sendiri sebagai seorang ulama. Tetapi, tidak ada bukti perbuatannya terkait dengan jaringan kelompok militan internasional.


Proses penyelidikan masih akan terus berlanjut dan baru akan diumumkan di awal tahun 2016 mendatang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya