Mantan Presiden Afsel Bantah Suap Petinggi FIFA

Soccer City Stadium
Sumber :
  • REUTERS/Siphiwe Sibeko
VIVA.co.id
Tak Boleh Hadiri Piala Eropa 2016, Platini Protes Keras
- Mantan Presiden Afrika Selatan, Thabo Mbeki bersama pejabat pemerintah lainnya pada hari ini membantah tuduhan negaranya telah membayar suap agar bisa menjadi tuan rumah penyelenggara Piala Dunia 2010. Mbeki masih menjabat sebagai presiden ketika Afsel terpilih menjadi tuan rumah.

Dugaan Korupsi Kembali Hantam FIFA

Laman
Terlibat Kasus Pidana, Eks Sekjen FIFA Terancam Masuk Bui
Dailymail , Jumat, 29 Mei 2015 melansir pernyataan Mbeki yang menegaskan pemerintahannya tidak akan mungkin membayar suap apa pun sekali pun jika diminta. Pekan ini, tuduhan tengah diarahkan oleh pejabat berwenang Amerika Serikat yang menyebut adanya pembayaran uang tunai kepada Wakil Presiden badan sepak bola dunia, FIFA, Jack Warner di sebuah hotel di Paris.


Uang tunai tersebut diberikan dalam sebuah koper oleh pejabat berwenang Afsel. Nama pejabat berwenang Afsel itu hingga saat ini dirahasiakan.


Bantahan serupa juga telah disampaikan oleh Direktur Komunikasi Asosiasi Sepak Bola Afsel, Dominic Chimhavi pada Rabu kemarin. Berbicara dalam jumpa pers, Chimhavi mengaku kecewa dengan semua tuduhan tersebut.


"Tuduhan itu tidak berdasar dan tak beralasan. Kami meminta bukti dari siapa pun yang memiliki fakta sebaliknya," kata dia.


Kampanye agar Afsel terpilih menjadi tuan rumah, kata Chimhavi, dilakukan oleh mantan Presiden Nelson Mandela, Thabo Mbeki, dan beberapa menteri.


"Mereka semua adalah orang-orang yang punya integritas," kata Chimhavi menambahkan dan dikutip
Reuters
.


Jumlah suap yang dibayarkan menurut laporan mencapai US$10 juta atau Rp132 miliar supaya Afsel terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia. Beberapa pejabat tinggi FIFA pun pada pekan ini langsung ditangkap di Zurich, Swiss dalam sebuah penyerbuan.


Penangkapan tersebut dilakukan oleh polisi Swiss atas permintaan Pemerintah AS. Ini menjadi skandal korupsi terbesar yang menjadi batu sandungan terberat di organisasi tersebut.


Para pejabat tinggi FIFA itu menghadapi tuduhan mulai dari pemerasan dan pencucian uang dengan ancaman hukuman bui hingga 24 tahun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya