AS - China Tidak Semestinya Membelah Pasifik

Kapal Induk Amerika Serikat, USS Nimitz.
Sumber :
  • REUTERS
VIVA.co.id
Tiongkok Bangun Hanggar Pesawat di Laut China Selatan
- Semua pihak yang beradu klaim di Laut China Selatan, harus mematuhi hukum internasional. Demikian disampaikan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Long, Jumat, 29 Mei 2015 di Singapura.

Laut China Selatan Memanas, Beijing: Siap-siap Perang

Dikutip dari
Buku Putih Pertahanan Jepang Bikin China Meradang
Channel News Asia , Lee menegaskan kembali seruan bagi China dan Asean, untuk mematuhi kode etik di Laut China Selatan, untuk memutus lingkaran setan dan tidak membiarkan pertentangan merusak hubungan.


Negara seperti Singapura yang tidak memiliki klaim, disebutnya tidak dapat berpihak, tapi tetap memiliki kepentingan dalam perselisihan maritim, serta bagaimana persoalan itu ditangani.


"Jika bentrok fisik terjadi, yang meningkat jadi ketegangan atau konflik lebih luas, entah disengaja atau karena kecelakaan, itu akan sangat buruk," ujar Lee.


Sekalipun jika bentrok fisik dihindari, tetap akan menjadi preseden buruk, apabila hasilnya ditentukan berdasarkan siapa yang kuat dia yang benar. Dia menegaskan, kawasan yang stabil tidak bisa dipelihara hanya dengan kekuatan.


Melainkan butuh persetujuan dan legitimasi dalam masyarakat internasional, disertai dengan keseimbangan kekuasaan. Lee mengatakan China dan Amerika Serikat (AS) kini menjadi pemain kunci di Asia.


Menurutnya kebangkitan China telah melalui jalur damai sejauh ini. "Hubungan AS-China berbeda dengan AS-Soviet. Ada beberapa elemen persaingan, tapi dengan banyak saling ketergantungan dan kesempatan untuk saling menguntungkan," ucapnya.


"Semua negara Asia berharap hubungan AS-China akan positif. Tidak ada negara ingin memilih untuk berpihak, antara AS atau China. Kami lega bahwa pemerintah AS dan China telah bekerjasama, menangani persoalan yang muncul," kata Lee.


Lee mengatakan saat AS dan China menyebut Samudera Pasifik "cukup luas" bagi mereka, itu merupakan pertanda yang baik, berarti bahwa ada ruang di kawasan Asia-Pasifik bagi kedua kekuatan, untuk berpartisipasi dan bersaing secara damai.


Namun jangan sampai "cukup luas"diartikan untuk membaginya diantara kedua kekuatan, masing-masing berada di bawah pengaruh mereka, membatasi pilihan bagi negara lain, meningkatkan resiko rivalitas dan konflik diantara dua blok.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya