Sumber :
- ITF
VIVA.co.id
- Satu surat elektronik (surel) diterima redaksi VIVA.co.id, Sabtu, 30 Mei 2015, mengabarkan adanya 11 warga negara Indonesia (WNI), yang bekerja pada kapal berbendera Italia, Sunflower E Genova. yang terjebak di Inggris.
Pada surat yang dikirimkan oleh Bareb Sanjaya, disebutkan bahwa mereka tidak digaji selama empat bulan, hidup hanya dengan belas kasihan dari pihak pelabuhan setempat. Mereka berharap pemerintah Indonesia mau mendengar.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Pada surat yang dikirimkan oleh Bareb Sanjaya, disebutkan bahwa mereka tidak digaji selama empat bulan, hidup hanya dengan belas kasihan dari pihak pelabuhan setempat. Mereka berharap pemerintah Indonesia mau mendengar.
Seruan pada pemerintah Indonesia menjadi salah satu perhatian utama, karena hingga berbulan-bulan belum ada perhatian dari pemerintah Indonesia maupun kedutaan besar RI, terhadap mereka.
"Tolong kami. Kami mohon untuk pemerintah juga mendengar dan membantu kami," tulis Bareb. Seruannya juga disuarakan oleh Federasi Pekerja Transportasi Internasional (ITF).
Inspektur ITF Darren Procter di laman resmi ITF serta akun Facebook miliknya, menulis bahwa dia kini tengah membantu 13 orang yang terjebak di kapal Sunflower. Sebanyak 11 orang WNI, satu Filipina dan satu Rumania.
"Bayangkan, bekerja dan tidak dibayar gaji Anda. Bukan hanya untuk satu hari, satu pekan atau bahkan satu bulan. Bayangkan berada 1000 mil jauhnya dari keluarga, yang tidak punya uang karena mengandalkan gaji dari Anda untuk makan," tulis Darren.
Darren mengatakan belasan awak kapal itu kini masih berada dalam kapal di Newport, Wales, tanpa ada air panas, yang kini khawatir akan kesejahteraan keluarga dan orang-orang tercinta mereka.
"Mereka ingin bertahan di kapal, hingga memperoleh pembayaran penuh gaji mereka. Memperjuangkan apa yang menjadi hak mereka!" tulis Darren. ITF di Inggris telah memberikan bantuan, sejak kapal tiba di Newport pada 10 Maret lalu.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Seruan pada pemerintah Indonesia menjadi salah satu perhatian utama, karena hingga berbulan-bulan belum ada perhatian dari pemerintah Indonesia maupun kedutaan besar RI, terhadap mereka.
