Tuduhan Pada 10 WNI di Turki Dinilai Janggal

Bendera Turki
Sumber :
  • REUTERS
VIVA.co.id
Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka
- Sepuluh warga negara Indonesia (WNI), dipaksa turun dari pesawat Turkish Airlines di Bandara Ataturk, Istanbul, Senin 1 Juni 2015, waktu setempat, karena tuduhan akan bergabung dengan ISIS.

ISIS Klaim Rampas Senjata Milik Tentara AS

Satu dari 10 WNI, Mustofa Dahruwardaya, dalam wawancara dengan
Militer Mesir Klaim Tewaskan Pentolan ISIS di Sinai
tvOne , Selasa 2 Juni 2015, mengatakan adanya laporan soal pembicaraan tentang jihad dan ISIS di pesawat itu sangat janggal.


Insiden berawal dari seorang wanita, yang mengaku mendengar dua orang WNI berbicara tentang ISIS dan jihad dalam bahasa Arab, di pesawat yang akan terbang menuju Hatay, perbatasan Turki dengan Suriah.


"Sehari sebelumnya, kami sudah mengadakan pertemuan beberapa kali, dengan tokoh-tokoh yang kami anggap mengetahui situasi lapangan di perbatasan," kata Mustofa.


Menurutnya, semua nama tokoh, ulama, dan dokter yang mereka temui, sudah dilaporkan pada Wakil Menlu RI AM Fachir. "Sebelum berangkat pun kita, bahkan koordinasi dengan KBRI Ankara. Kita sudah laporkan lengkap," katanya.


"Saya mendapat surat pembebasan dari densus, polisi anti-teror Turki, polisi bandara, disaksikan juga oleh jaksa. Saya tentu tidak bodoh, pergi ke Turki saya sudah tahu lapangan," ujar Mustofa.


Menurutnya, laporan wanita itu tentang diskusi soal ISIS tidak masuk akal. "Sekarang ini situasinya sensitif. Mana ada orang ingin masuk ISIS, akan mengatakan terus terang di pesawat. Tidak masuk akal, ini dibuat-buat," ujarnya.


Mustofa mengatakan sempat merekam, bagaimana wanita pelapor itu, bersikap akrab dengan para polisi Turki di luar pesawat. "Saya melihat di luar pesawat, wanita itu cipika-cipiki dengan polisi-polisi," katanya.


"Sayangnya setelah kami diperiksa, semua rekaman dihapus," ujar Mustofa. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya