8 WNI Tertangkap di Vietnam Mengaku Bajak Kapal Malaysia

Delapan orang yang diduga pembajak kapal Orkim Harmony
Sumber :
  • Akun Twitter Abdul Aziz Jaafar (Panglima Angkatan Laut Malaysia)
VIVA.co.id
PM Najib Sebut Keragaman Jadi Kekuatan ASEAN
- Kedelapan tersangka yang ditangkap oleh Angkatan Laut Vietnam pada Jumat pagi kemarin di Pulau Tho Chu dilaporkan telah mengakui mereka membajak kapal tanker milik Malaysia, MT Orkim Harmony. Menurut Wakil Direktur Jenderal Operasi Maritim, Wakil Laksamana Ahmad Puzi Ab Kahar, delapan orang itu berasal dari Indonesia. 

Kemlu: 3 WNI yang Sempat Diculik di Sabah Selamat
Selain itu, mereka telah mengaku kepada otoritas Vietnam telah membajak kapal tanker yang membawa BBM jenis Pertamax Plus. Dikutip harian Straits Times, Minggu, 21 Juni 2015, Puzi enggan berkomentar lebih jauh mengenai delapan orang tersangka. 

Alasan Tenaga Kerja Konstruksi RI di Malaysia Digaji Rendah
Dia hanya mengatakan terus memantau situasinya dari dekat. Sebelumnya kepada AL Vietnam, mereka mengaku sebagai nelayan yang kapalnya tenggelam akibat mengalami kecelakaan. Tetapi, usai dimintai keterangan, mereka mengubah jawaban. 

Para pembajak akhirnya berhasil melarikan diri dari kapal pada Kamis malam kemarin sekitar pukul 20.30. Saat itu kapal tengah menuju ke Pulau Natuna dan dikuntit oleh kapal Angkatan Laut Malaysia. 

Pembajak meminta agar AL Malaysia mengambil jarak dan menyediakan kapal penyelamat. Jika permintaan itu tidak dipenuhi maka mereka mengancam akan melukai kru kapal. 

Pembajak berhasil diketahui kabur setelah kapten kapal melaporkan situasi itu ke kapal AL Malaysia, KD Terengganu. Kapten kapal tidak langsung melaporkan hal itu ke AL Negeri Jiran, karena khawatir para pembajak akan menyakiti keluarga mereka.

Kapal diketahui milik Magna Meridian Sdn Bhd dan tengah berlayar dari Malaka menuju ke Pelabuhan Kuantan. Saat itu, kapal tengah membawa muatan seberat 6.000 ton BBM setara 21 juta Ringgit Malaysia atau setara Rp75 miliar milik Petronas. 

Kapal dilaporkan menghilang sejak tanggal 11 Juni lalu ketika tengah berlayar. Terakhir, posisi kapal diketahui berada di perairan Kamboja, namun kemudian berubah arah menuju ke Pulau Natuna.

Agar tidak mudah dilacak, nama kapal dihapus dan dicat ulang menjadi "KIM HARMON". Malaysia telah meminta kepada otoritas Vietnam, agar mendeportasi kedelapan orang tersebut ke Kuala Lumpur.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya