KBRI Kuala Lumpur: Pembajak Salah Sasar Kapal Malaysia

Kapal tanker Malaysia MT Orkim Harmony
Sumber :
  • KBRI Kuala Lumpur Malaysia
VIVA.co.id
Kapal Malaysia Dibajak, Tiga ABK WNI Dilepas
- Wakil Duta Besar RI untuk Kerajaan Malaysia, Hermono, mengungkapkan bahwa para pembajak salah sasar dengan membajak kapal tanker asal Malaysia, MT Orkim Harmony. Sebab, kapal tersebut mengangkut BBM jenis RON 95 atau setara Pertamax Plus. 

Bus Wisata dengan Penumpang WNI Kecelakaan di Malaysia
Dihubungi VIVA.co.id melalui telepon pada Minggu malam, 21 Juni 2015, Hermono menyebut BBM jenis RON 95 sulit dijual di pasaran. Selain itu, berisiko tinggi untuk memindahkan BBM jenis Pertamax tersebut di tengah laut. 

36 WNI Diduga Tinggalkan Indonesia, Gabung Kelompok Militan
"Sebab, BBM jenis itu mudah terbukar dan membutuhkan keselamatan yang tinggi jika ingin dipindahkan ke kapal lain," kata Hermono. 

Informasi tersebut diperoleh Hermono setelah pada Sabtu kemarin, 20 Juni 2015, dia bertemu dengan lima ABK asal Indonesia yang bekerja di kapal tanker itu. Kapal itu kini telah bersandar di Pelabuhan Kuantan. 

Sementara itu, ke-22 kru kapal masih dimintai keterangan oleh polisi. Hermono mengatakan pembajak biasanya akan menyasar BBM jenis diesel. Sebab, itu bisa diperdagangkan di tengah laut dan digunakan sebagai bahan bakar kapal lainnya. 

"Sementara, ketika para pembajak naik ke atas kapal, mereka baru mengetahui jika muatan BBM yang diangkut jenis RON 95. Maka, sempat terjadi perdebatan di atas kapal yang didengar oleh kru kapal. Sempat pula ada argumentasi dari salah seorang pembajak agar mengarahkan kapal ke Thailand, namun tidak jadi," papar Hermono. 

Dia melanjutkan sempat terjadi kebingungan di antara para pembajak itu. Oleh sebab itu, mereka mengarahkan kapal ke Pulau Natuna, namun di malam hari kabur dengan menggunakan sekoci penyelamat. Para pembajak diketahui membawa mesin kapal, sehingga bisa kabur dengan sekoci kapal tanker. 

Mereka kemudian tertangkap pada Jumat pagi, 19 Juni 2015, oleh Angkatan Laut Vietnam di Pulau Tho Chu. Berdasarkan hasil investigasi, dari delapan pembajak, baru tiga yang dipastikan berasal dari Indonesia. Informasi itu diperoleh dari paspor dan KTP yang mereka bawa. 

Identitas pembajak lainnya masih diklarifikasi. Pemerintah Malaysia telah meminta agar kedelapan pembajak dideportasi ke Kuala Lumpur. Namun, permintaan itu belum direspons oleh Vietnam. (ase)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya