Kisah Indah Persahabatan di China

Maut pun tidak dapat memisahkan persahabatan mereka.
Sumber :
  • Shanghaiist
VIVA.co.id
Penguin Berenang 8.000 Km Demi Bertemu Penyelamatnya
- Sheng Ru-zhi merasa putus asa saat harus melepas kepergian putra tunggalnya, Zhang Kai, yang meninggal karena leukemia 11 tahun silam. Namun, hidup sepertinya tidak seburuk yang dia rasakan ketika itu.

Dua Nenek Ini Sudah Bersahabat Selama 70 Tahun

Wanita itu tidak pernah sendiri, karena tujuh sahabat putranya terus mendampingi dia hingga saat ini. Seolah tidak ada yang dapat merusak persahabatan delapan pemuda itu, bahkan maut sekalipun.
Ini Tanda Dia Lebih dari Sekadar Sahabat


Dilansir dari laman
Shanghaiist
, Kamis, 2 Juli 2015, ketika Zhang asal Hebei, China, didiagnosa menderita leukemia pada 2001, kawan-kawannya dengan setia merawat Zhang dan ibunya.


Saat Zhang meninggal pada 2014, Sheng berusaha mempersiapkan dirinya, untuk menghabiskan sisa hidup seorang diri. Namun, tiga hari setelah pemakaman, bel pintu rumahnya berbunyi.


"Saya tidak sendiri. Mereka datang ke rumah dan mengisi hari-hari saya dengan kehidupan lagi," katanya. Sheng tidak pernah berpikir bahwa kunjungan itu akan terus berlanjut hingga lebih dari 11 tahun saat ini.


Hari-hari berlalu, sebagian kawan Zhang telah lulus dari universitas, beberapa telah menikah dan memiliki anak. Tapi, mantan teman-teman sekelas Zhang itu, tetap merawat ibu sahabat mereka.


Tidak peduli sejauh apa mereka tinggal saat ini, betapa pun sibuknya mereka, para sahabat putranya tetap datang untuk menjenguk Sheng di Hefei. "Mereka seperti anak-anak saya sendiri," ujar Sheng.




Ketika terjadi badai salju pada 2008, seorang sahabat Zhang, Li Fei, membawa bahan makanan ke rumah Sheng. "Di luar sangat licin, tetaplah di dalam rumah. Jika ini kurang, telepon saja saya," kata Sheng, mengulang ucapan Fei ketika itu.


Li kini bekerja di Xinjiang, tapi dia meminta istri dan putrinya, untuk terus mengunjungi ibu sahabat baiknya. Saat gempa bumi 2008, hampir semua tetangga Sheng telah pergi meninggalkan apartemen.


Sheng hanya tetap di kamarnya, merasa putus asa. "Ibu saya di sini," teriak seorang pemuda, Fu Xiao-zheng, seorang sahabat Zhang lain yang tinggal tidak jauh dari rumah Sheng. Dia mengajak ibu sahabatnya itu, untuk bermalam dalam mobil keluarganya.


Sejak Zhang meninggal, Fu Xiao-zheng, memang datang secara rutin setiap pekan. Pada 2012, pemerintah mengklaim apartemen Sheng, memindahkan wanita itu ke gedung baru.


Tujuh "anak angkatnya" mengumpulkan uang, untuk membantu merenovasi rumahnya. Selama tiga bulan renovasi, Sheng tinggal di rumah Fu. Sheng tidak pernah kehilangan cinta putranya, yang hidup dalam diri para sahabatnya.


Ketika kisah persahabatan mereka akhirnya terungkap di media, tujuh sahabat itu berusaha menjauh dari reporter, bersikeras tidak ada yang spesial sama sekali, dari apa yang mereka lakukan.


"Merawat ibu (Sheng) adalah tanggung jawab semua orang," kata Fu. "Bahkan setelah 10 atau 20 tahun, kami masih tetap akan merawatnya." (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya