Pilot TransAsia Salah Matikan Mesin Jadi Penyebab Kecelakaan

Tertabrak Sayap TransAsia, Sopir Taksi Selamat
Sumber :
  • Twitter
VIVA.co.id
Jadwal TransAsia Dibatalkan Karena Pilot Harus Latihan Lagi
- Pilot penerbang pesawat komersial maskapai TransAsia dilaporkan salah mematikan mesin beberapa detik sebelum pesawat jatuh pada bulan Februari lalu. Hal tersebut terungkap dalam laporan Dewan Keselamatan Penerbangan Taiwan (ASC) yang dipublikasikan hari ini. 

Ini Penyebab Jatuhnya Pesawat TransAsia
Dikutip dari kantor berita Reuters, Kamis, 2 Juli 2015, akibat kecelakaan itu sebanyak 43 orang tewas. Laporan ASC juga mengungkap Kapten Liao Jian-zong gagal dalam pelatihan simulator pada Mei 2014. Salah satu penyebabnya, karena dia tak memahami bagaimana cara mengatasi mesin yang terbakar ketika pesawat lepas landas.

Insiden Kecelakaan, Bos TransAsia Membungkuk Minta Maaf
"Wow, tarik kembali tuas yang salah," ujar Liao di mana suaranya terdengar dalam rekaman suara beberapa detik sebelum pesawat jatuh.

Saat itu, muncul kebingungan di ruang kokpit ketika dua kapten pilot mencoba meraih kembali kendali burung besi khususnya usai salah satu mesin pesawat mati. Tiga menit kemudian, pesawat jatuh di sebuah sungai.

Liao mencoba mengurangi tekanan pada tuas di mesin yang menyala. Tetapi, dia tak sadar hal tersebut sudah terlambat.

Dalam rekaman suara juga terdengar Liao mulai mencoba menghidupkan kembali mesin beberapa kali sebelum seorang perwira pertama junior di ruang kokpit mengatakan: "benturan, benturan, siap untuk benturan".

Itu merupakan kata-kata terakhir yang terdengar di rekaman suara. Beberapa detik setelah itu, pesawat ATR 72-600 itu terbalik dan jatuh ke sebuah sungai dangkal di Taipei. Sebelum jatuh, pesawat sempat meluncur di antara beberapa bangunan, jembatan dan sebuah mobil taksi.

Menurut sumber Reuters, satu-satunya mesin pesawat yang masih berfungsi malah dimatikan pilot.

Liao diketahui merupakan mantan penerbang pesawat tempur. Dia mulai menerbangkan pesawat komersial di tahun 2009, lalu bergabung dengan TransAsia di tahun 2010. 

Liao kemudian dipromosikan menjadi kapten di bulan Agustus 2014 dan mulai mengendarai ATR 72-600 pada November lalu. Total jam yang telah dia kantongi mencapai 4.914 jam dengan pesawat ATR 72.

Walaupun begitu, dalam laporan ASC turut disebut Liao gagal melakukan pemeriksaan simulator pada Mei 2014. Padahal, saat itu dia tengah dalam proses untuk dipromosikan.

Selain itu, tim penilai menemukan dia memiliki kecenderungan tidak mengisi secara lengkap prosedur dan pemeriksaan. Dia juga tak memiliki cukup pengetahuan soal manajemen kokpit dan perencanaan penerbangan.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya