ISIS Eksekusi Puluhan Prajurit Suriah di Amfiteater Palmyra

Ilustrasi/Militan ISIS
Sumber :
  • Mirror
VIVA.co.id
UEA: Teroris Sebarkan Radikalisme Lewat Video Game
- Ulah kelompok militan Islamic State of Iraq and al Sham (ISIS) berbuat brutal masih terus berlanjut. Sebelumnya, mereka dilaporkan menghancurkan artefak kuno peninggalan Kerajaan Romawi di kota Palmyra, kini ISIS merilis video terbaru eksekusi di kota bersejarah itu.

Ketakutan Paris Hilton Jadi Target ISIS
Laman Dailymail, Sabtu, 4 Juli 2015 melansir di dalam video itu terlihat lebih dari 25 pasukan Pemerintah Suriah ditembak mati di bagian kepala. Yang mencengangkan, sang jagal adalah anak-anak. 

Dokumen Rahasia ISIS Bocor ke Publik
Tempat eksekusi dipilih di amfiteater di Palmyra. Sementara itu, warga Palmyra diminta untuk ikut menyaksikan pembantaian kejam tersebut. Adegan pembantaian dimulai dari puluhan pasukan Pemerintah Suriah digiring ke amfiteater. Mereka kemudian diminta berbaris ke samping sambil berlutut. 

Di belakang mereka telah dibentangkan bendera ISIS berukuran besar. Eksekutor ISIS yang terdiri atas anak-anak usia sekitar 12 hingga 13 tahun masuk ke amfiteater. Mereka lalu berdiri di belakang puluhan pasukan Suriah itu.

Eksekutor mengenakan pakaian militer dan kepala mereka ditutupi. Wajah eksekutor tetap dibiarkan terlihat jelas. Kemudian, dalam satu komando, eksekutor yang masih berusia anak-anak itu menarik pelatuk senjata mereka dan menembak mati puluhan pasukan Suriah.

Diduga ini bukan kali pertama ISIS mengeksekusi orang di Palmyra. Organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah yang berbasis di Inggris, melaporkan, eksekusi pertama dilakukan pada 27 Mei. Menurut organisasi yang berbasis di Inggris itu, eksekusi dilakukan kurang dari satu pekan ISIS menguasai Palmyra.

Saat itu, ISIS mengeksekusi mati 20 pria yang menjadi warga lokal di amfiteater. Mereka dieksekusi oleh ISIS karena dituduh menjadi pendukung pemerintahan Presiden Bashar al-Assad. Sama seperti eksekusi yang terekam di video lainnya, warga diminta untuk menyaksikan aksi biadab itu. 

"ISIS mengumpulkan banyak orang di sana dengan satu tujuan yakni memamerkan kekuatan mereka di lapangan," ujar Kepala Organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah, Rami Abdel Rahman. 

Menurut laporan organisasi yang dia pimpin, lebih dari 200 eksekusi, termasuk warga sipil di dan sekitar Palmyra telah dilakukan ISIS. Sementara itu, Direktur Benda-Benda Purbakala, Mamoun Abdelkarim, mengatakan, dia khawatir aksi pembantaian di tempat-tempat bersejarah menjadi awal mula tindakan biadab terhadap monumen kuno di Palmyra.

"Menggunakan teater bersejarah era Kerajaan Romawi untuk mengeksekusi mati orang, menunjukkan betapa perbuatan kelompok ini bertentangan dengan kemanusiaan," kata Mamoun.

Mamoun juga menyebut telah memindahkan semua benda-benda bersejarah yang ada di museum di Palmyra ke ibu kota Damaskus sebelum ISIS menguasai kota tersebut. Sementara itu, sejak dikuasai ISIS, muncul laporan area di sekitar tempat-tempat bersejarah di Palmyra dipasangi ranjau. 

Selain mengambil alih kota Palmyra, kini ISIS juga mengendalikan pangkalan udara militer dan sebuah penjara yang terkenal di area itu.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya