Ekonom Dunia: Jerman Pengemplang Utang, Mau Desak Yunani?

Thomas Piketty
Sumber :
  • REUTERS/Charles Platiau
VIVA.co.id
Ekonomi di Zona Euro Tumbuh 15%
- Thomas Piketty, salah satu ekonom paling berpengaruh di dunia, mengeluarkan pernyataan mengejutkan dalam wawancaranya dengan Georg Blume dari Die Zeit tentang perdebatan utang Yunani.

Delapan Kebijakan OJK Topang Ekonomi Nasional

Dikutip dari laman
Alexis Tsipras Kembali Terpilih Jadi PM Yunani
medium.com pada Senin, 6 Juli 2015, Thomas menyebut Inggris, Jerman dan Prancis, semua pernah dalam situasi Yunani hari ini, bahkan faktanya dengan utang jauh lebih banyak.

"Saya lebih takut bahwa konservatif, terutama di Jerman, akan menghancurkan Eropa dan ide-ide Eropa, semua karena ketidaktahuan mereka yang mengejutkan tentang sejarah," ujarnya.


Thomas mengatakan pelajaran pertama dari sejarah utang pemerintah Jerman, adalah mereka tidak menghadapi persoalan baru, ada banyak jalan untuk membayar utang.


Pemikiran itu yang semestinya diberikan Berlin dan Paris pada Athena saat ini, bukan mencekik Yunani dengan memaksa menerima penghematan, sebagai syarat dana talangan.


Penulis buku populer berjudul "Capital in the Twenty-First Century,” menegaskan bahwa Jerman sesungguhnya satu contoh terbaik, tentang satu negara yang tidak pernah membayar utang luar negerinya.


"Tidak baik setelah Perang Dunia Pertama maupun Kedua. Tapi Jerman telah brekali-kali memaksa negara lain membayar, seperti setelah Perang Franco-Prussian pada 1870, memaksa reparasi masif dari Prancis," kata Thomas.




Prancis menderita akibat utang selama beberapa dekade, berada dibawah tekanan Jerman untuk membayarnya. "Sejarah utang publik penuh dengan ironi. Itu jarang sesuai dengan ide-ide kita tentang keadilan," ucapnya.


"Saat saya mendengar Jerman mengatakan, mereka mempertahankan posisi moral tentang utang, yakini bahwa utang harus dibayar, saya berpikir: sungguh lelucon luar biasa," ujar Thomas.


Jerman adalah negara yang tidak pernah membayar utangnya, sehingga mereka tidak punya dasar moral, untuk mengajari negara lain apalagi memaksa, agar membayar utang mereka.


Setelah berakhirnya PD II pada 1945, utang Jerman mencapai lebih dari 200 persen dari Produk Domestik Bruto. "Sepuluh tahun kemudian, sedikit yang masih tersisa. Utang publik kurang dari 20 persen PDB," kata Thomas.


Utang Jerman berkurang dengan cepat, lantaran Perjanjian Utang London pada 1953, di mana 60 persen utang luar negeri Jerman dihapuskan, kemudian utang internal direstrukturisasi.


Thomas menyarankan adanya konferensi atas semua utang Eropa, sama seperti setelah PD II. Restrukturisasi semua utang, tidak hanya di Yunani, tapi juga beberapa negara Eropa lain yang terjerat utang. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya