Sumber :
- The Star
VIVA.co.id
- Ketidakpastian akibat krisis di Yunani, telah berdampak pada pasar saham dan keuangan Asia. Malaysia sudah merasakan gejolak terhadap ringgit, yang turun ke posisi terendah dalam 16 tahun terakhir.
Dilansir dari laman
The Star , ringgit Malaysia berada pada tingkat krusial 3.80 dibandingkan dolar Amerika Serikat (AS), untuk pertama kalinya sejak dihentikannya pengaitan ringgit ke dolar AS, satu dekade silam.
Baca Juga :
03-04-1948: Presiden Truman Sahkan Marshall Plan
Baca Juga :
Ini Alasan Pemerintah Gunakan Skema Bail In
Dilansir dari laman
Baca Juga :
Ini 6 Kota di Dunia dengan Biaya Hidup Termurah
Ringgit pernah dikaitkan dengan tingkat 3.80 terhadap dolar sejak 1998, yang menjadi puncak krisis keuangan Asia, hingga 2005. Pukulan kuat juga mendera pasar saham Malaysia, dengan indeks anjlok 17,19 poin.
Gejolak juga terjadi di pasar saham dan keuangan Asia lainnya, setelah publik Yunani memilih menolak tuntutan kreditor untuk pengetatan anggaran, sebagai syarat pemberian dana talangan.
Di Malaysia dampak krisis Yunani diperburuk, oleh ketidakjelasan politik yang dipicu laporan Wall Street Journal (WSJ), tentang dugaan korupsi Perdana Menteri Malaysia Najib Razak.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Ringgit pernah dikaitkan dengan tingkat 3.80 terhadap dolar sejak 1998, yang menjadi puncak krisis keuangan Asia, hingga 2005. Pukulan kuat juga mendera pasar saham Malaysia, dengan indeks anjlok 17,19 poin.