RI Antisipasi Erdogan Singgung Penangkapan 4 Warga Turki

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Sumber :
  • REUTERS/Umit Bektas
VIVA.co.id
Tiga WNI yang Dideportasi Turki Mengaku Hanya Pelesir
- Presiden Joko Widodo siap menanggapi jika Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, membahas mengenai empat warga negaranya yang ditangkap karena diduga terlibat kasus terorisme. Keempatnya ditangkap pada bulan September tahun lalu di Sulawesi Tengah. 

Pakar: Indonesia Harus Awasi WNI yang Gagal Gabung ISIS
Demikian ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, yang ditemui di kantor Kemlu, kawasan Pejambon, Jakarta, Kamis, 30 Juli 2015. Kedutaan Turki di Indonesia belum mengklarifikasi terkait dugaan empat warga Turki itu yang menggunakan paspor palsu untuk masuk ke Indonesia tersebut.

Kemlu Tetap Bantah Penangkapan WNI
"Kami tetap memproses sesuai dengan prinsip harus dari negara yang menerbitkan paspor yang mengatakan demikian. Sementara, hal tersebut, belum disebut oleh pemerintah," kata Arrmanatha.

Identitas mereka disebut Polri palsu, karena keberangkatan keempat warga tersebut dari Turki tidak tercatat di paspornya. Selain itu, dari hasil pemeriksaan diketahui keterangan yang diberikan keempatnya sering kali berbeda dengan data di dokumen yang dibawa.

Keempat warga yang diduga berasal Turki itu diketahui bernama A Basyit, A Bozoghlan, A Bayram, dan A Zubaidan. Mereka ditangkap karena berencana ke Poso untuk bergabung dengan kelompok teroris Santoso. 

Jika isu itu diangkat, maka akan ditanggapi Pemerintah Indonesia. Terlebih di saat bersamaan, juga terdapat belasan WNI yang ditangkap di perbatasan beberapa waktu lalu karena ingin menyeberang ke Suriah.

"Namun, yang menjadi pembahasan utama yakni mengenai kerja sama ekonomi, budaya dan isu-isu yang menjadi kepentingan bersama. Indonesia dan Turki tergabung dan memiliki keanggotaan di berbagai organisasi internasional seperti G20, MIKTA, dan OKI," ujarnya menambahkan. 

Salah satu hal yang kemungkinan besar akan dibahas oleh Pemerintah Turki yakni bagaimana upaya Indonesia untuk mendorong praktik Islam yang sebenarnya sebagai agama pembawa perdamaian. Sebab, kata dia, ketika pejabat Turki hadir di forum Konferensi Asia Afrika (KAA) pada April lalu, kedua pihak membahas bagaimana mendorong Islam yang moderat. 

"Tetapi, sekali lagi yang menentukan topik pembahasan adalah masing-masing kepala negara."

Erdogan dijadwalkan tiba di Jakarta hari ini. Ini menjadi kunjungan keempat Erdogan ke Indonesia dalam kapasitasnya sebagai Perdana Menteri dan kunjungan pertama sebagai Presiden. Selain bertemu dengan Jokowi, Erdogan dijadwalkan akan memberi kuliah umum di Lembaga Pertahanan Nasional, berkunjung ke Masjid Istiqlal dan Monumen Nasional. Sebelumnya, Erdogan berkunjung ke Tiongkok dan akan berada di Jakarta hingga tanggal 1 Agustus.

(mus) 


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya