Unjuk Rasa, Para Pria & Wanita di Hong Kong Kenakan Bra

Warga Hong Kong unjuk rasa protes polisi
Sumber :
  • South China Morning Post/David Wong
VIVA.co.id
Detik-detik Pelaku Dugaan Pelecehan Seksual Anak di Bawah Umur Diamuk Massa
- Ratusan wanita dan pria berunjuk rasa di depan markas kantor polisi di daerah Wan Chai pada Minggu kemarin. Uniknya, mereka berdemonstrasi sambil mengenakan bra kendati sebagian dari demonstran adalah pria. 

Terpopuler: Pengakuan Shin Tae-yong ke Ernando, Kata Pelatih Australia Usai Dihajar Timnas Indonesia
BBC edisi Senin, 3 Agustus 2015 melansir aksi unjuk rasa itu dinamakan demonstran sebagai "Breast Walk". Total, terdapat sekitar 200 demonstran yang ikut berunjuk rasa.

Waspada! Buaya Masih Berkeliaran di Kolam Ikan Milik Warga Medan Labuhan
Para pria yang ikut mengenakan bra ketika berunjuk rasa mengaku tampilan mereka memang aneh. Tetapi, itu semua demi dukungan bagi Ng. 

"Cara saya berpakaian hari ini memang terlihat buruk sebagai seorang pria. Tetapi, tidak seburuk keputusan hakim yang menunjuk seekor rusa tetapi kemudian menyebutnya seekor kuda. Selain itu, saya juga menolak keputusan polisi untuk menahan Ng tanpa mengikuti prosedur yang berlaku," papar seorang pekerja sosial, Jordi Tsang Sing-cheung. 

Mereka memprotes kebijakan polisi yang menangkap seorang aktivis bernama Ng Lai-ying pada Maret lalu. Saat itu, Ng tengah berunjuk rasa dalam demonstrasi di area Yuen Long. 

Dia memprotes para pendatang dari Tiongkok yang sengaja datang ke Hong Kong untuk membeli produk-produk berkualitas dengan harga murah. Isu tersebut sudah lama menjadi topik kontroversial di area itu. 

Unjuk rasa sempat melibatkan bentrokan. Saat itu, Ng merasa Kepala Inspektur Polisi Chan berupaya meremas payudaranya. Semula, dia berniat untuk mengambil tas Ng, tetapi tangannya justru malah memegang salah satu payudara perempuan berusia 30 tahun itu. 

Merasa diperlakukan tak pantas, NG kemudian menuding Chan telah melakukan pelecehan seksual. Tetapi, alih-alih polisi itu ditangkap, justru mereka malah menangkap Ng. 

Publik kian geram, karena Pengadilan Tuen Mun justru mendukung testimonial polisi dan mengatakan Ng sengaja menggunakan payudaranya sebagai senjata agar bisa menuding polisi. Belum lagi, Hakim Pengadilan, Michael Chan Pik-kiu menganggap aksi Ng ingin menghancurkan citra organisasi itu. Akibat tindakan tersebut, Ng dihukum tiga bulan dann 15 hari penjara. 

Menurut seorang juru bicara aksi tersebut, Luk Ki-ling, sangat mengejutkan dan disayangkan ketika seorang wanita mengaku dilecehkan, tetapi malah dianggap sebagai penyebab kekecauan. 

"Hal tersebut akan mencegah dia untuk bisa berpartisipasi dalam aksi serupa dan mencabut haknya untuk berpartisipasi dalam aktivitas politik," kata Kul dan dikutip harian South China Morning Post (SCMP)

Para demonstran berteriak di depan kantor polisi sambil membawa poster bergambarkan bra dan berteriak: "payudara bukanlah sebuah senjata". Keanehan juga diungkap seorang aktivis, Ng Cheuk-ling. Dia justru mempertanyakan bagaimana mungkin payudara bisa digunakan sebagai sebuah senjata. 

"Polisi harus meninjau kembali panduan untuk menahan demonstran wanita," kata Ng. 

Sementara, hakim pengadilan Michael merasa diancam dan keselamatannya terancam usai menjatuhkan vonis itu. Tetapi, hal tersebut dibantah oleh demonstran sambil membawa poster bertuliskan: "Tuhan yang akan Menghukum". 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya