Potongan Al-Quran Ditemukan di Pulau Reunion

Puing Pesawat Boeing 777 yang Diduga Milik MH370
Sumber :
  • REUTERS/Zinfos974/Prisca Bigot
VIVA.co.id
Tragedi MH370 dan Bebas Visa Malaysia untuk China
- Potongan salinan Al-Quran dan tertulis dalam Bahasa Jawi ditemukan di Pulau Reunion di Samudera Hindia oleh penduduk setempat pada Jumat kemarin. Laman
International Business
MH370 Diperkirakan Terjun ke Laut dengan Kecepatan Tinggi
, Sabtu, 8 Agustus 2015 melansir, Bahasa Jawi adalah aksara Arab yang digunakan di Brunei dan Malaysia. 
'Puing Pesawat' Terlihat di Pantai Timur Malaysia
Salinan Quran itu menjadi temuan terbaru yang bisa saja terkait dengan hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370. Menurut seorang jurnalis Malaysia, potongan kertas Quran itu bisa saja berasal dari Malaysia, Indonesia atau Brunei. Bahkan, bisa juga berasal dari Pulau Mindanao di area Filipina.

"Tetapi, pada faktanya, itu bisa saja datang dari  negara yang mayoritas penduduknya Muslim," ujar jurnalis tersebut. 

Sementara, sejak Pemerintah Malaysia mengkonfirmasi flaperon sayap berasal dari pesawat Boeing 777 MH370, kian banyak puing yang diserahkan ke otoritas berwenang di Pulau Reunion. Tetapi, menurut juru bicara Wakil Perdana Menteri Australia Warren Truss, hingga saat ini belum ada puing baru apa pun yang diduga berasal dari MH370.

Sementara, di saat bersamaan, keluarga penumpang MH370 asal Tiongkok kian menuntut untuk diterbangkan ke Pulau Reunion. Mereka tidak sabar dan tak tahan hanya mendengar informasi dari media. Keluarga korban ingin mencari sendiri puing-puing pesawat di Pulau Reunion. 

"Saya ingin melihat jika memang betul ada koper putra saya," ujar Lu Zhanzhong yang putranya ikut dalam penerbangan nahas itu seperti dikutip harian The Telegraph.

Lu melakukan aksi protes di Beijing dan menuntut agar diterbangkan ke Reunion dan memeriksa sendiri kebenarannya. 

Sementara Zhang Jianyi yang memiliki seorang putri dan cucu perempuan di dalam pesawat itu juga menuntut hal serupa.

"Kami semua akan pergi ke sana. Ini kesepakatan internasional yang diwajibkan dan Malaysia adalah negara yang sesuai untuk membuat pengaturan itu," kata Zhang. 

Kerabat korban juga mengungkap rasa frustasi mereka kepada para pejabat berwenang Malaysia. Menurut mereka, hingga saat ini, belum ada satu pun pejabat Negeri Jiran yang bersedia menemui keluarga korban. 

"Saya tidak tahu apa yang ditakutkan atau ditutupi oleh Pemerintah Malaysia," ujar keluarga korban, Jiang Hui. 

Sementara Wali Kota Saint Andre, tempat di mana flaperon saya pesawat ditemukan, mengatakan akan menyambut dengan hangat keluarga korban Malaysia Airlines MH370. 

"Mungkin dengan cara itu akan membantu ratusan keluarga korban memulihkan luka mereka," kata Walikota.

Bahkan, dia berniat untuk membangun sebuah area penghormatan di Reunion untuk mengenang penumpang MH370. (ren)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya