- VIVA.co.id / KBRI Den Haag
VIVA.co.id - Pemerintah Belanda diimbau untuk terus menjadikan hubungannya dengan Indonesia berlangsung spesial. Kerjasama yang dibangun tetap harus sederajat dan saling menguntungkan.
Demikian ajakan dari Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag, Ibnu Wahyutomo. Dia menyampaikannya di depan Menteri Luar Negeri Belanda, Bert Koenders, yang hadir pada resepsi diplomatik dalam rangka peringatan 70 tahun HUT RI yang diselenggarakan KBRI Den Haag pada Rabu, 26 Agustus 2015.
Ibnu, di depan ratusan hadirin yang terdiri dari kalangan korps diplomatik, pejabat, pengusaha, akademisi, dan para sahabat Indonesia dari Belanda, juga menyampaikan bahwa hubungan kedua negara ini terasa dekat, dinamis dan unik. Dari hubungan yang unik itu, pelajaran yang ditarik adalah pentingnya hubungan pribadi, demikian ungkap KBRI Den Haag kepada VIVA.co.id hari ini.
“Hubungan bilateral kedua negara terus berkembang tidak hanya di bidang politik dan ekonomi, tetapi juga di bidang sosial budaya, pendidikan dan ilmu pengetahuan,” kata Ibnu.
Dia juga mengingatkan bahwa Belanda adalah salah satu investor terbesar di Indonesia, perdagangan kedua negara pada tahun 2014 naik mencapai nilai US$ 5 miliar.
“Kerjasama di bidang pertahanan keamanan juga terus berkembang dengan diselenggarakannya dialog srategis pada tingkat Menteri. Selain itu juga makin bertambahnya kerjasama pendidikan dan antar universitas,” lanjut Ibnu.
Sedangkan Menteri Luar Negeri Koenders dalam sambutannya mengucapkan selamat atas peringatan proklamasi Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus 1945. Koenders juga menyampaikan bahwa kedua negara telah berbagi sejarah yang panjang, dan saat ini hubungan kedua negara berjalan dengan baik.
“Banyak kesempatan untuk mempererat persahabatan dan kerjasama antara lain di bidang investasi, perdagangan, tata kelola air, pertahanan, counter-terorisme dan pendidikan. Kedua negara juga mempunyai perhatian yang sama terhadap masalah radikalisme, ekstrimisme dan terorisme,” kata Koenders.
Selain itu hubungan bilateral yang erat, menurut Koenders, juga ditandai dengan besarnya perhatian generasi muda kedua negara untuk saling tahu dan memahami seperti pada kegiatan diskusi bersama dengan tajuk Indonesia Now yang baru-baru ini dilakukan atas kerjasama KBRI Den Haag, Kemlu Belanda dan Pusat Kebudayaan Belanda.
Koenders juga menegaskan keinginannya untuk mempererat hubungan dan menghimbau agar semua berperan dalam proses tersebut baik dari sisi pemerintah, pengusaha, akademisi, wisatawan, atau melalui hubungan keluarga yang masih terjalin.
Menlu Belanda, Bert Koenders, bersama dengan Kuasa Usaha KBRI Den Haag, Ibnu Wahyutomo. (Foto: KBRI Den Haag)
Dia juga memuji tarian Gandrung Kreasi yang dibawakan Anouk Wilke penerima Beasiswa Darmasiswa, serta penampilan Satriya Krisna, mahasiswa Konservatorium Musik Amsterdam, dan Riana Westra, penerima Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) 2015 yang menyanyi lagu kebangsaan kedua negara.
Azis Nurwahyudi, Minister Counsellor KBRI Den Haag mengungkapkan, selama resepsi, disajikan berbagai makanan khas Indonesia seperti nasi tumpeng, nasi goreng, bihun goreng, rendang, sate, gado-gado, dan aneka jajan pasar oleh tim Indonesia Satu, kumpulan para chef Indonesia di Belanda.
Selain itu juga dipertunjukan musik Rindik dari Bali serta Pameran Foto bertajuk “Ïndonesia di Mata Anak Muda Belanda” yang menampilkan hasil bidikan Rennie Roos (BSBI 2012) dan Dewi Vanselaar (BSBI 2013) ketika mereka belajar Indonesia.
Pada akhir acara seluruh hadirin mendapatkan kenang-kenangan berupa informasi tentang Indonesia, makanan dan kopi serta pembatas buku dari kulit.
Masih dalam rangkaian HUT RI ke-70 tahun ini, Azis mengungkapkan, KBRI Den Haag didukung Rumah Budaya Indonesia akan menyelenggarakan acara Pesta Rakyat pada Sabtu 5 September 2015 di Sekolah Indonesia Den Haag dengan menampilkan penyanyi dangdut Elvi Zubaidah, Leo Mokodompit, tim tari Warna Indonesia pimpinan Ai Syarif dan bazaar aneka makanan nusantara.
Mempromosikan 'Indonesia Baru' di Los Angeles
Kota ini jadi pintu masuk terbesar produk Indonesia ke Amerika Serikat
