2-9-1945: Jepang Menyerah Tanpa Syarat kepada Sekutu

Menara pemancar siaran televisi Tokyo Skytree
Sumber :
  • REUTERS/Kyodo
VIVA.co.id
12-11-1948: Penjahat Perang Jepang Divonis Mati
- 70 tahun yang lalu, Jepang resmi mendatangani dokumen perjanjian penyerahan tanpa syarat yang mengakhiri perang dunia yang telah berlangsung selama enam tahun. Negeri Sakura meneken perjanjian itu di hadapan 50 Jenderal pasukan sekutu dan pejabat berwenang lainnya di atas kapal perang Amerika Serikat, Missouri, di Teluk Tokyo. 

Jepang Siap-siap Berganti Kaisar
Stasiun berita BBC melansir usai menyatakan menyerah, sebanyak 42 kapal Amerika langsung memasuki Teluk Tokyo dan menerjunkan 13 ribu pasukan mereka. Panglima Tertinggi Pasukan Sekutu, Jenderal Douglas MacArthur dalam waktu singkat mengintruksikan para pejabat yang ada di dek kapal perang untuk segera memenuhi segala persyaratan atau ketentuan penyerahan sepenuhnya, segera dan setia.

Menteri Pertahanan Baru Jepang Ultimatum Korut dan Tiongkok
“Ini adalah harapan saya dan tentu saja harapan semua orang. Saya berharap dari peristiwa ini akan tercipta dunia yang lebih baik dan terhindar dari pembantaian masa lalu, sebuah dunia yang dibangun berdasarkan keyakinan dan pemahaman. Sebuah dunia yang ditujukan bagi pria bermartabat dan pemenuhan keinginan yang paling dihargai atas kebebasan, toleransi dan keadilan," ujar MacArthur. 

Dalam acara itu, MacArthus juga sempat menyinggung serangan bom nuklir di kota Hiroshima dan Nagasaki. Dia mengatakan mereka telah mengubah konsep perang tradisional.

MacArthur menyebut dunia memiliki kesempatan terakhir. Jika kesempatan itu tidak digunakan, maka khiamat akan segera terlihat. 

Menurut ketentuan gencatan senjata, Jepang sepakat untuk mengakhiri semua permusuhan, membebaskan semua tawanan perang, dan mematuhi ketentuan Deklarasi Potsdam, yang membatasi kedaulatan keempat pulau utama di Jepang.

Mereka juga sepakat mengakui kewenangan komandan tertinggi AS. Namun, Kaisar Hirohito tetap diizinkan menjadi simbol kepala negara. 

Sejak saat itu, pendudukan paksa semakin meningkat hingga angka 500.000 orang. Tetapi, hal tersebut membuat Pasukan Inggris bisa bernafas lega karena kehadiran pasukan AS dalam beberapa hari ke depan. Sebagian dari mereka akan kembali ke Inggris, sementara yang lain dikerahkan untuk menduduki lagi pelabuhan yang telah diserahkan.

Perdana Menteri Jepang, Pangeran Higashi Kuni, menyiarkan sebuah permohonan kepada masyarakat untuk mematuhi ketentuan penyerahan tersebut. Dia mengatakan, Jepang harus menghadapi kekalahannya dengan jujur bahkan "mengalami penderitaan yang tak tertahankan" ketika mematuhi proklamasi yang disampaikan oleh Kaisar. 

Pernyataan kalah Jepang disambut baik oleh Marsekal Joseph Stalin dari Uni Soviet. Sebab di bawah ketentuan perjanjian, pulau yang tengah disengketakan, Sakhalin dan Kurile akan diserahkan tangan Soviet. Pulau itu berada di bawah kekuasaan Jepang sejak perang antara Negeri Sakura dan Rusia tahun 1904 lalu.  


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya