Perahu Karam di Malaysia, Jumlah WNI Tewas Bertambah

Sumber :
  • REUTERS/ The New Straits Times Press/S. Ravale

VIVA.co.id - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir mengatakan jumlah yang tewas akibat di Sabak Berenam, Selangor, bertambah menjadi 17 orang. Dia mengatakan korban yang berhasil ditemukan juga bertambah menjadi 20 orang.

“Sebelumnya korban tewas 15 menjadi 17 dan korban yang berhasil ditemukan bertambah satu sebelumnya 19 menjadi 20 orang,” ujar diplomat yang akrab disapa Tata itu kepada VIVA.co.id saat ditemui di kantor Kementerian Luar Negeri, Kawasan Pejambon, Jakarta Pusat, Jumat, 4 September 2015.

Saat ini, Arrmanatha mengatakan upaya pencarian masih terus dilakukan. Sebanyak 11 kapal, tujuh kapal bantuan dari Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM), tiga kapal dari AL Malaysia dan satu kapal dari Polisi Diraja Malaysia (PDRM) serta satu pesawat.

“Basarnas juga telah menyatakan kesiapan untuk melakukan evakuasi,” tambah Tata.

Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia, Lalu Muhammd iqbal sebelumnya mengatakan, 19 orang selamat sebelumnya 10 orang berasal dari Aceh, dua orang berasal dari Sumatera Utara, satu orang dari Sumatera Barat, tiga orang berasal dari Surabaya dan tiga WNI lainnya belum diketahui.

“Saat ini, satgas Kuala Lumpur terus koordinasi dengan APMM, dan satgas Kuala Lumpur terus lakukan identifikasi korban selamat,” ujar Iqbal saat konferensi pers.

Tinggal Enam hari, Keluarga Sandera Abu Sayyaf Khawatir

Sementara itu penyebab karamnya kapal sementara diduga karena kelebihan muatan. Iqbal menjelaskan para nelayan yang melaporkan jumlah penumpang mencapai 100 orang. Sementara kapal tersebut dilaporkan hanya bermuatan maksimum 70 orang.

“Jumlah penumpang yang melebihi kapasitas inilah yang dipercaya menjadi penyebab tenggelamnya kapal, karena cuaca relatif cerah,” ujar Iqbal.

Terkait pemulangan jenazah yang meninggal, Arrmantha mengatakan saat ini pemerintah fokus untuk mencari korban dan mengidentifikasi korban yang meninggal tersebut.

Menurut laporan KBRI yang diterima dari APMM mengenai kejadian tersebut, Kapal dipercaya tenggelam pada pukul 03.00 waktu setempat pada 3 September 2015, ketika hendak menuju Tanjung Balai Asahan. Kemudian nelayan melaporkan kecelakaan perahu berukuran 15x3 meter itu pada puku 10.30 waktu setempat.

TKI di Korea Diminta Hentikan Adu Jotos
Proses pemulangan TKI.

Situasi Makin Memburuk, TKI di Suriah Kembali Dipulangkan

Kontrak mereka dengan majikan tak mungkin diperpanjang.

img_title
VIVA.co.id
9 Agustus 2016