ISIS Hancurkan Tiga Menara Makam Bersejarah di Palmyra

Menara Elhbel, makam di kota kuno Palmyra, Suriah
Sumber :
  • Guardian
VIVA.co.id
Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka
- ISIS kembali meluluhlantakkan bangunan bersejarah di Suriah. Kali ini, kelompok militan itu menghancurkan tiga menara makam di kota kuno Palmyra, Suriah. Tiga menara itu adalah amblique, Elhbel, dan Kithot.

ISIS Klaim Rampas Senjata Milik Tentara AS
Dilansir Guardian, Sabtu 5 September 2015, Kepala Barang Antik Suriah, Maamoun Abdulkarim, mengatakan bahwa makam di Palmyra yang merupakan salah satu situs terbaik dari zaman dahulu itu diledakkan ISIS 10 hari yang lalu.

Militer Mesir Klaim Tewaskan Pentolan ISIS di Sinai
“Tampaknya, itu menjadi tindakan terbaru dalam upaya sistematis untuk melenyapkan kota kuno,” kata Abdulkarim.

Mengenai rincian kerusakan menara makam itu, informasi diperoleh Abdulkarim dari kesaksian warga dan citra satelit yang diperoleh oleh Boston University.

Berita kerusakan tiga menara makam itu, terkuak beberapa hari setelah ISIS meledakkan dua candi bersejarah di Palmyra. 

Kelompok teror itu pertama menghancurkan Kuil Baal Shamin dan kemudian Temple of Bel, yang merupakan salah satu struktur agama yang paling penting di Timur Tengah.

Tragisnya, kelompok militan itu juga telah memenggal penjaga barang antik di Palmyra, Khaled al-Assad. Tubuhnya pun diikat ke tiang di kota.

ISIS menganggap, artefak sebagai budaya kuno, terutama bagi mereka yang menghormati dewa, dikatakan bahwa itu merupakan tindakan menyembah berhala. 

ISIS telah menguasai Palmyra sejak Mei lalu, mereka mengusir pasukan yang setia kepada rezim Presiden Suriah, Bashar al-Assad, setelah pengepungan selama seminggu. 

Abdulkarim mengatakan kepada Guardian dalam sebuah wawancara bahwa dia mengharapkan, agar ISIS tidak melanjutakan penghancuran barang kuno di Palmyra dan mengharapkan intervensi dari masyarakat internasional.

“Kami telah kehilangan semua harapan, berharap bahwa masyarakat internasional akan menolak penghancuran dan kami berharap gerakan internasional untuk menyelamatkan kota. Ini adalah biadab dan mereka akan menyerang struktur lain. Ini adalah perang budaya dan semua harus bersatu,” kata Abdulkarim. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya