FBI Selidiki Perusahaan Investasi Malaysia 1MDB

Perdana Menteri Malaysia, Najib Tun Razak (sebelah kanan)
Sumber :
  • REUTERS/Ahmad Yusni
VIVA.co.id
PM Najib Sebut Keragaman Jadi Kekuatan ASEAN
- Biro Penyidik Federal (FBI) tengah menyelidiki tuduhan pencucian uang yang diduga dilakukan oleh perusahaan negara 1MDB. Hal tersebut dilansir harian
Wall Street Journal (WSJ)
Kemlu: 3 WNI yang Sempat Diculik di Sabah Selamat
pada Minggu kemarin 

Alasan Tenaga Kerja Konstruksi RI di Malaysia Digaji Rendah
Dikutip dari kantor berita Reuters, Minggu, 20 September 2015, cakupan penyelidikan terhadap 1MDB belum diketahui. WSJ mengaku tahu adanya keterlibatan FBI, dari seorang sumber yang ikut dalam penyelidikan itu. 

FBI mulai terlibat tak lama setelah mantan petinggi UMNO, Khairuddin Abu Hassan, ditangkap polisi ketika akan terbang ke Amerika Serikat untuk mengajukan keluhan dan mendorong otoritas Negeri Paman Sam segera memeriksa tuduhan pencucian uang di 1MDB. 

Sebelumnya, otoritas Swiss pada bulan ini mengatakan, mereka telah membekukan dana 1MDB di bank Swiss saat perusahaan itu tengah diselidiki. Otoritas Hong Kong juga mengatakan, mereka tengah menyelidiki keluhan terkait perusahaan tersebut. 

Dewan Penasihat di 1MDB diketuai oleh Perdana Menteri Najib Tun Razak. Perusahaan itu telah berutang senilai US$11 miliar dan diduga salah mengelola.

Belum lagi muncul tuduhan perusahaan itu melakukan skandal korupsi. Berdasarkan laporan WSJ pada bulan Juli lalu, menemukan adanya dana senilai US$700 juta atau hampir Rp10 triliun yang ditransfer dari 1MDB ke rekening pribadi Najib.

Najib membantah telah mengambil uang dari 1MDB atau dari mana pun untuk kepentingan pribadi. 

Sementara itu, Badan Anti Gratifikasi Malaysia menyatakan, dana yang ada di dalam rekening Najib merupakan donasi. 

Najib juga dikritik keras oleh mantan PM Mahathir Mohamad. Bahkan, Mahathir menyerukan agar Najib segera mundur dari kursi PM. Sebagai bentuk protes, massa anti pemerintah dengan mengenakan kaus kuning turun ke jalan untuk berunjuk rasa.

Aksi itu mereka namakan gerakan "Bersih 4.0". Mereka menuntut Najib segera turun dari posisinya sebagai PM. 

Selang beberapa pekan, massa pendukung pemerintah dengan mengenakan kaus merah ikut berdemonstrasi dan mengecam gerakan "Bersih 4.0".
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya