Kabut Asap RI Diduga Juga Menyebar ke Filipina

Kondisi kabut asap di kota Cebu
Sumber :
  • Inquirer
VIVA.co.id
Mengapa Praktik Bakar Hutan Berulang Lagi?
- Kabut asap kebakaran lahan di Indonesia tidak saja turut merepotkan Malaysia dan Singapura. Bahkan kabut asap itu diduga juga menghampiri Filipina. Salah satu area di Filipina bagian selatan, Pulau Cebu, terus ditutupi kabut asap hingga tujuh hari berturut-turut. 

DPR Pertanyakan SP3 atas Perusahaan Tersangka Pembakar Hutan
Laman Inquirer, Minggu 4 Oktober 2015, melansir salah satu kota yang terkena dampak kabut asap yakni Visaya. Kantor Departemen Lingkungan dan Sumber Daya Alam di pusat kota Visaya tidak bisa memberikan jawaban pasti penyebab adanya kabut asap di sana. Komentar serupa diungkap oleh kantor Biro Perkiraan Cuaca di Pulau Mactan. 

Patroli Bersama Tiga Negara Tidak Gagal
Kepala Geofisika Atmosfir dan Administrasi Layanan Astronomi, Alfredo Quiblat, mengatakan dia mulai menyadari adanya kabut asap sejak tanggal 26 September. Jarak pandang di kota Metro Cebu mulai berkurang.

Dia mengatakan kabut asap juga menghalangi pandangan menuju ke area pegunungan di kota. Quiblat menyebut normalnya jarak pandang mencapai 10 kilometer, tetapi turun menjadi ke 7 kilometer akibat kabut asap. 

Ahli prakiraan cuaca, Romeo Aguirre, mengatakan kemungkinan angin musim kemarau bertiup ke timur laut dari arah kebakaran hutan di Indonesia menuju ke pusat Filipina. Oleh sebab itu, Aguirre menduga kemungkinan besar kabut asap di Filipina disebabkan kebakaran hutan dari Indonesia. 

"Kami duga ini berasal dari kebakaran di Pulau Sumatera. Ketebalan kabutnya sangat tidak biasa," kata Aguirre. 

Kabut asap biasa terjadi di Cebu yang memiliki empat juta penduduk. Tetapi, biasanya akan hilang dalam jangka waktu satu hari. Sementara, polusi asap yang menutupi wilayah udara Cebu terlihat abu-abu dan berkabut serta telah memasuki hari ketujuh. Walaupun, hari demi hari, kabut asap kian menipis. 

Namun, sebelum ingin menuduh apa pun, departemen lingkungan Filipina akan melakukan uji coba untuk memeriksa apakah kabut tersebut berasal dari Indonesia. Warga di tiga negara yakni Malaysia, Singapura dan Indonesia selama beberapa pekan menderita karena terpaksa harus menghirup kabut asap yang disebabkan dari pembakaran lahan di Pulau Sumatera dan Kalimantan. 

Menurut laporan NASA, kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia tahun ini, bisa menjadi kebakaran terparah dalam sejarah. Bahkan, nilai total kerugian akibat kebakaran hutan mencapai US$9 miliar. Nilai tersebut jauh lebih tinggi dari kabut asap tahun 1997 lalu ungkap Badan NASA yang memperingatkan. (ren)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya