Dubes Nadjib: Jangan Malu Berbahasa Indonesia di Australia

Duta Besar Nadjib Riphat Kesoema bersama diaspora RI di Australia
Sumber :
  • KBRI Canberra, Australia
VIVA.co.id
Australia Siapkan Program 5.000 Doktor untuk Indonesia
- Duta Besar RI untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema, pada hari Minggu kemarin menghadiri pertemuan dengan puluhan diaspora Indonesia di Negeri Kanguru bagian selatan (SA). Dalam pertemuan yang digelar di Hotel Grand Chancellor itu, Nadjib menyampaikan tiga pesan di hadapan lebih dari 50 puluh anggota diaspora. 

Indonesia Ajarkan Australia Cara Tangani Terorisme
Demikian isi keterangan tertulis yang diterima VIVA.co.id dari KBRI Canberra pada Senin, 5 Oktober 2015. Ketiga pesan itu yakni, membantu memperluas pasar produk Indonesia, aktif mempromosikan Bahasa Indonesia dan inovatif dalam membangun jejaring serta melakukan penetrasi nilai-nilai dan pemikiran terkait Indonesia di jajaran para pembuat kebijakan Australia. 

Indonesia dan Australia Intensif Bicarakan Terorisme
"Diaspora Indonesia di Australia memiliki banyak keunggulan yang dapat mempererat persahabatan antara Indonesia dan Australia," kata Nadjib. 

Salah satu langkah nyata yang dilakukan diaspora Indonesia di Australia adalah pelaksanaan INDOfest sejak delapan tahun lalu di jantung kota Adelaide. Mantan Dubes RI untuk Kerajaan Belgia dan Uni Eropa itu mengaku bangga dengan Diaspora Indonesia di Australia Selatan karena berhasil membangun kerja sama yang baik dengan pemerintah lokal di Adelaide. 

Hasilnya, promosi budaya, pariwisata dan kulinari Indonesia dikenal dan dicintai masyarakat Australia, khususnya melalui penyelenggaraan INDOfest setiap tahun. 

"Saya berharap Diaspora Indonesia dapat terus membantu ekonomi makro Indonesia," ujar Nadjib menambahkan. 

Pesan selanjutnya yang dijelaskan Nadjib yakni mengenai penggunaan Bahasa Indonesia. Dia mengingatkan agar publik Indonesia tidak melupakan bahasa Ibu. 

"Jangan malu menggunakan Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sangat indah dan struktur bahasanya santun. Banyak pejabat Pemerintah Australia yang justru berlomba-lomba belajar Bahasa Indonesia," kata dia. 

Oleh sebab itu, Nadjib mengimbau agar membangun kembali minat ber-Bahasa Indonesia di Negeri Kanguru. Melalui bahasa, sikap saling pengertian di antara kedua bangsa dapat terwujud. 

Dalam kesempatan itu, Ketua Diaspora Indonesia cabang Australia Selatan, Andrian Wiguna menyampaikan hasil-hasil yang dicapai pada Kongres Diaspora Indonesia ke-3 di Jakarta pada bulan Agustus lalu. Beberapa di antaranya yaitu pembuatan kartu diaspora dan perkembangan RUU Dwi Kewarganegaraan yang telah menjadi salah satu program legislasi nasional. 

Total, saat ini Diaspora Indonesia di seluruh dunia mencapai 8 juta orang. Sebanyak 85 ribu di antaranya adalah Diaspora Indonesia di Negeri Kanguru. Jumlah tersebut, akan terus bertambah seiring dengan keeratan hubungan bilateral Indonesia dan Australia di semua sektor, terutama pendidikan, ekonomi dan perdagangan.

Potensi yang demikian besar yang dimiliki oleh Diaspora Indonesia didukung penuh oleh Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi. Dia meminta segenap jajaran Kemlu, khususnya di luar negeri untuk mengawal Diaspora Indonesia.

"Apa pun kewarganegaraannya, Anda tetap bisa berbakti untuk Indonesia dan kami dari pihak pemerintah akan terus mendukung Diaspora Indonesia," kata Nadjib. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya