Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Martin Hatfull

Pemanasan Global Rugikan Pendapatan Ekonomi

VIVAnews - Negara-negara di dunia harus bekerja sama mengatasi dampak pemanasan global. Pasalnya, kini sudah waktunya mengubah solusi dampak pemanasan global saat ini. Demikian menurut Duta Besar Britania Raya (Inggris) untuk Indonesia, Martin Hatfull.

"Waktunya meninggalkan solusi project per project, kini saatnya menggalang program yang terintegrasi," kata Hatfull dalam suatu seminar lingkungan hidup di Jakarta, Senin 22 Juni 2009.

Hatfull mengatakan efek pemanasan global jauh lebih besar daripada dampak krisis ekonomi saat ini. Maka seluruh pihak harus bekerja lebih keras dengan kebijakan yang tepat sehingga tercipta keamanan ekonomi, energi, dan lingkungan.

Pemerintah negara-negara, menurut Hatfull, harus dapat membuat kebijakan yang dapat memadukan teknologi, pembangunan kapasitas, perdagangan, dan pembiayaan. Pemanasan global, lanjut Hatfull, hanya dapat diatasi dengan bekerja sama.

Hatfull mengungkapkan bahwa dampak pemanasan global ini dapat dilihat sebagai peluang bisnis. "Misalnya peluang dalam perdagangan karbon yang akan meningkat tajam dalam beberapa tahun ke depan," kata Hatfull.

Lebih lanjut, Hatfull mengatakan dampak pemanasan global akan menimpa negara-negara Asia Tenggara dengan besar. Penyebabnya adalah pertumbuhan ekonomi skala raksasa di kawasan ini.

"Asia Tenggara terancam kehilangan 6,7 persen pendapatan domestik bruto per tahun jika kondisi ini terus berlangsung," kata Hatfull.

Sementara itu, Wakil Menteri Lingkungan Hidup Indonesia bidang Konservasi Alam,  Masnellyarti Hilman, menyatakan pemerintah Indonesia telah berupaya mengurangi pelepasan karbon yang menyebabkan efek rumah kaca dengan mengembangkan teknologi dan ekonomi hijau.

Atasi Masalah Kepadatan di Penjara, Israel Usulkan Hukum Mati Tahanan Palestina

Duta Besar Inggris untuk Indonesia Martin Hatfull.

Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Martin Hatfull. (VIVAnews)

Bakal Stop Beroperasi di Medan, SPBU Shell: Terima Kasih Buat Semua Pelanggan Setia Kami

Setiap tahun, Indonesia memproduksi 30 juta ton karbon. Namun, emisi karbon hanya mampu diturunkan maksimal menjadi 9 juta ton per tahun

Pemerintah Indonesia, menurut Masnellyarti, telah menyusun program untuk mengurangi emisi hingga 17 persen per tahun. Alasannya, Indonesia ingin mengurangi kerentanan akibat pemanasan global yang telah menyebabkan perubahan cuaca dan mengakibatkan sejumlah bencana alam seperti longsor dan banjir.

"Perubahan iklim juga mengancam ketahanan pangan," ujar Masnellyarti.

email: renne.editor@vivanews.com

3 Toko Roti di Gaza Dibuka Kembali untuk Pertama Kalinya Sejak Perang Israel-Hamas Oktober 2023
Kebakaran besar melanda Toko frame atau bingkai di Jalan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan (Jaksel) Kamis 18 April 2024 malam.

Kondisi Mengenaskan 5 Korban Kebakaran Toko Frame Mampang Jakarta Selatan

"5 korban rata-rata luka bakar ada di kepala, tangan, dan kaki. Setelah kita evakuasi langsung kita larikan ke RSUD Mampang Prapatan," ujar Kompol David Kanitero.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024