14-10-1994: Palestina dan Israel Berbagi Nobel Perdamaian

Pemenang Nobel Perdamaian tahun 1994
Sumber :
  • Wikipedia
VIVA.co.id
Antara Dukungan dan Keberlanjutan Ekonomi Lokal
- 21 tahun yang lalu, Komite Nobel memberikan penghargaan Nobel Perdamaian kepada tiga tokoh penting di Timur Tengah yang dianggap memiliki kontribusi penting bagi perdamaian. Nobel diberikan kepada Pemimpin Palestina, Yasser Arafat dan dua pejabat Israel yakni Perdana Menteri Yitzhak Rabin dan Menteri Luar Negeri Shimon Peres. 

Dewan Keamanan PBB yang Gagal dalam Menjamin Perdamaian Dunia
Stasiun berita BBC melansir, pemberian penghargaan itu sempat menjadi kontroversial karena diwarnai kritik, protes bahkan memicu pengunduran diri dari salah satu anggota komite Nobel, Kare Kristiansen. Dia menolak Nobel Perdamaian memberikan pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Arafat. 

Kegagalan Hukum Internasional dalam Menghadapi Kejahatan Perang Israel
Menurut Kristiansen, reputasi Arafat telah tercemar oleh berbagai tindak kekerasan, teror dan penyiksaan. Pemberian penghargaan yang berlangsung di Oslo, Norwegia itu dilakukan usai kedua Arafat dan Rabin berjabat tangan di kebun Gedung Putih, Amerika Serikat pada 13 September 1993 lalu. Jabat tangan itu menandai sebuah kesepakatan untuk memberi warga Palestina area otonomi terbatas di Jalur Gaza dan di kota Jericho, Tepi Barat. 

Menurut Komite Nobel, pemberian penghargaan itu untuk menghormati aksi politik yang diserukan demi kebaikan kedua pihak. "Dengan mengikuti perjanjian Oslo, maka baik Arafat, Peres dan Rabin telah membuat kontribusi penting dalam proses bersejarah di mana perdamaian dan kerja sama bisa menggantikan kebencian dan peperangan," ujar pernyataan Komite Nobel. 

Sayangnya, pemberian penghargaan itu juga diselimuti operasi penyelamatan seorang sandera anggota militer Israel, Kopral Nashon Waxman yang diculik oleh kelompok militan, Hamas. Pemerintah Israel menuding Hamas menawan Waxman di bawah teritori kekuasaan PLO.

Namun, pada kenyataannya usai PLO memerintahkan pencarian dan menahan 150 tersangka, Waxman justru ditemukan berada di area yang menjadi kekuasaan Israel, yakni Tepi Barat. Para penculik menuntut agar pemimpin mereka, Sheikh Ahmed Yassin dan 200 anggota Hamas yang berada di penjara Israel dibebaskan. Jika permintaan itu tak dipenuhi, maka mereka akan membunuh Waxman. 

Rabin menolak untuk bernegosiasi. Maka, satu jam sebelum tenggat waktu berakhir, dia memerintahkan sebuah operasi penyelamatan. Sayangnya, operasi itu berakhir dengan kegagalan. 

Waxman, tiga penculik dan satu orang dari anggota tim penyelamat dilaporkan tewas. Oleh sebab itu di saat menerima penghargaan Rabin memberikan penghargaan itu bagi Waxman. "Saya dengan bangga memberikan kembali Penghargaan Nobel Perdamaian bagi nyawa anggota pasukan saya yang telah tiada," ujar Rabin. 

Dia turut menegaskan, siapa pun yang menginginkan perdamaian harus berjuang melawan kelompok radikal dan teroris pembunuh bernama Hamas. Sebab, mereka dianggap sebagai pembunuh perdamaian. 

Para ahli Timur Tengah merasa terkejut karena pada akhirnya Peres bersedia menerima penghargaan itu bersama Rabin. Sebab, keduanya diketahui merupakan rival politik. 

Ini menjadi penghargaan Nobel kedua yang diberikan kepada individu di Timur Tengah yang dianggap berkontribusi dalam membuat perdamaian. Tetapi, ini Nobel Perdamaian pertama yang diberikan kepada lebih dari dua orang. 

Tokoh Timur Tengah lain yang juga pernah menerima penghargaan serupa adalah Presiden Mesir, Anwar Sadat dan Perdana Menteri Israel, Menachem Begin. 

(mus)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya