- ANTARA FOTO/Wahyu Putro
VIVA.co.id - Kabut asap sudah berbulan-bulan merusak sebagian wilayah Indonesia dan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Australia. Namun, upaya pemadaman belum juga memberikan hasil maksimal.
Bantuan internasional yang datang untuk membantu Indonesia menghentikan asap akan gagal dan Asia Tenggara harus bersiap menghadapi kabut asap hingga beberapa pekan ke depan, menunggu musim hujan tiba. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup Malaysia, Senin, 19 Oktober 2015.
"Kecuali turun hujan, tak ada lagi cara yang bisa dilakukan manusia untuk menghentikan kebakaran," kata Menteri Kelestarian Alam dan Lingkungan Malaysia, Wan Junaidi Tuanku Jaafar di pertemuan dengan Parlemen Malaysia.
Ia menambahkan, krisis ini masih bisa terjadi hingga bulan depan. "Api masih meluas ke beberapa wilayah di Indonesia," katanya, seperti dikutip dari Indianexpress.com, Senin, 19 Oktober 2015.
Bahkan meski banyak negara sudah ikut serta membantu upaya pemadaman. "Kita berharap hujan akan segera turun pada pertengahan November. Hanya hujan yang paling mungkin menghentikan kebakaran itu," kata Wan Junaidi.
Pada Jumat, 16 Oktober 2015, Indonesia melakukan upaya pemadaman besar-besaran, dengan mengerahkan belasan pesawat dan ribuan prajurit untuk memerangi pembukaan lahan pertanian ilegal dan kebakaran hutan yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan.
Sebanyak 32 pesawat dan helikopter, termasuk enam aircraft dari Singapura, Malaysia dan Australia, diterbangkan untuk membantu pemadaman darat yang dilakukan oleh 22.000 personel. Namun upaya tersebut belum memberikan hasil yang signifikan.
Kebakaran dan kabut asap merupakan masalah tahunan yang terjadi saat kemarau, namun para ahli mengingatkan, tahun ini bisa bertambah parah karena adanya fenomena El Nino. (ase)