Anak Pembom Bali Imam Samudera Tewas di Suriah

Terdakwa Bom Bali I, Imam Samudera
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta
VIVA.co.id
Situasi Makin Memburuk, TKI di Suriah Kembali Dipulangkan
- Putera sulung pembom Bali, Imam Samudera, dilaporkan tewas terbunuh ketika berperang bersama kelompok militan Islamic State of Iraq and al Sham (ISIS) di Suriah. Informasi mengenai tewasnya Umar Jundul Haq atau disebut Uncu diperoleh dari Direktur Institut Analisa Kebijakan Konflik, Sidney Jones. 

Tinggal Enam hari, Keluarga Sandera Abu Sayyaf Khawatir
Laman VOA Indonesia, Kamis, 22 Oktober 2015 melansir, Uncu adalah salah satu dari 50 WNI yang tewas dalam pertempuran di Suriah sejak Maret lalu. Dia diketahui tewas pada tanggal 14 Oktober lalu.

TKI di Korea Diminta Hentikan Adu Jotos
"Dia tewas dalam pertempuran di sekitar bandara Deir ez-Sur di Suriah. Saya bisa memastikan dia (Umar) yang tewas. Saya sudah lihat foto mayatnya," kata Jones.

Dia menyebut jaringan-jaringan teroris di Indonesia telah lemah. Namun, semua pihak tetap harus waspada karena apabila ada yang pulang dari Suriah, mereka memiliki kredibilitas dan keterampilan yang tinggi seperti mahir menggunakan senjata dan berperang.

Berdasarkan informasi yang dia miliki, sudah ada 7 WNI yang bergabung dengan ISIS dan kembali ke Indonesia. Oleh sebab itu, Sidney menyarankan agar aparat penegak hukum atau pemerintah melakukan pendekatan yang baik terhadap mereka.

Dia turut berharap program deradikalisasi yang dilakukan pemerintah bisa lebih ditingkatkan seperti program untuk narapidana kasus teroris. Dengan adanya program itu bisa mencegah agar teroris tidak menjadikan penjara sebagai tempat subur untuk melakukan perekrutan.

Hal serupa juga disampaikan oleh Tim Ahli Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Wawan Purwanto. Menurut Wawan, Umar dimakamkan di Suriah.

"Rata-rata dimakamkan di sana, tidak dibawa ke sini karena kepergiannya sendiri sudah dianggap menyalahi perundang-undangan, kewarganegaraan dalam negeri juga jadi tidak dipulangkan. Sampai saat ini, tidak ada dari mereka yang meninggal di Suriah, lalu dibawa pulang ke Indonesia," kata Wawan.

Wawan juga menjelaskan, kematian Umar membuktikan warisan pemikiran dari ayahnya tidak lenyap. Sebuah pesan diturunkan kepada lingkaran radikal yang ada di dalamnya, sehingga memacu semangat untuk menjadi martir di diri Umar. 

Memang, Umar bukan orang pertama yang memiliki hubungan darah dengan teroris lalu tewas di Suriah, namun Ayah Umar merupakan anggota teroris yang dikenal di Indonesia.

Sementara, di mata Direktur Institut Pembangunan Perdamaian Internasional, Taufik Andrie, mengatakan apa yang terjadi pada Umar dan Imam Samudera seperti pepatah "anak seperti Ayahnya". 

"Jika Anda membesarkan mereka dalam kondisi berjihad, maka itu yang akan terjadi. Keluarga merupakan contoh bagi anak saat masih kecil. Sementara, di keluarga komunitas radikal, sudah menjadi hal yang umum, pesan yang disampaikan adalah bagaimana mendidik mereka nilai-nilai jihad," kata Taufik. 

Dia menambahkan, oleh sebab itu banyak kedua orang tua yang justru menyarankan anaknya turut menjadi seorang jihadis. Maka, anak-anak mereka disekolahkan ke pesantran yang juga radikal. Bahkan, kini target yang dibidik sengaja berperang di Suriah dan Irak. 

"Paling tidak untuk melindungi warisan Ayahnya," kata dia.

Selain itu, ketika anak-anak mereka tewas, kedua orang tuanya di Tanah Air bukan berduka karena kehilangan. 

"Mereka malah bahagia dan bangga. Keluarga sering menggelar upacara untuk merayakan anak mereka yang mati syahid.

Kementerian Luar Negeri RI ketika dikonfirmasi oleh VIVA.co.id pada Kamis malam, mengatakan mereka tidak dalam posisi membenarkan atau membantah mengenai berita tersebut. Lagipula, sulit untuk mengklarifikasi kematian WNI di Suriah, lantaran mereka masuk ke sana secara ilegal. 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya