Penusuk Anak Sekolah di Swedia Sempat-sempatnya Foto Selfie

Lilin menyala di depan Sekolah Kronan, Swedia
Sumber :
  • REUTERS/Adam Ihse/TT News Agency
VIVA.co.id
Polwan Berbikini Berhasil Bekuk Maling
- Pelaku penusukan di Sekolah Kronan, Swedia, pada hari Kamis kemarin diketahui sempat berfoto selfie dengan dua pelajar di sekolah tersebut sebelum melakukan aksi sadisnya. Pelaku yang diketahui bernama Anton Lundin Petterson berfoto dengan menggunakan topeng dan helm menyerupai Darth Vader. 

Usai Belgia, Kini Giliran Swedia Diteror Bom
Dikutip dari harian The Guardian, Jumat, 23 Oktober 2015, oleh sebab itu, menurut keterangan saksi mata, banyak pelajar yang tak mengira Petterson akan membantai siswa di sekolah. Mereka mengira Petterson sengaja mengenakan kostum tersebut untuk memeriahkan hari Halloween. 
Swedia Beri Cuti Tiga Bulan untuk Ayah
Sementara, polisi Swedia kini menyelidiki kasus pembunuhan didorong oleh motif kebencian bernada rasis. Menurut kepala kepolisian Niclas Hallgren, Petterson membunuh korban dengan melihat warna kulit. 

"Kami dapat memastikan tindak kejahatan ini didorong sebagian oleh kebencian terhadap ras tertentu. Sebab, pelaku memilih korban berdasarkan warna kulit," kata Hallgren. 

Polisi juga yakin tindak kejahatan itu didorong motif rasis, karena didukung bukti lain yang ditemukan dari hasil penggeledahan apartemen dan perilaku sehari-hari. Petterson tewas ditembak polisi usai membunuh dua korbannya yakni pelajar pria berusia 17 tahun dan seorang guru. 

Sementara, dua korban lain yaitu seorang remaja pria berusia 14 tahun dan guru berusia 41 tahun masih dirawat di rumah sakit. Mereka dilaporkan masih dalam keadaan kritis. 

Sebelumnya, penyidik Thord Haraldsson mengatakan kepada media, polisi bisa mengetahui pergerakan pelaku dengan mengikuti darah yang ditemukan di lantai yang jatuh dari senjatanya. 

Expo organisasi anti-rasis, mengutip sumber terpercaya, mengatakan, mereka sudah lebih dulu mengetahui identitas pelaku. Sebab, pada bulan lalu, Petterson menunjukkan simpati yang jelas terhadap kelompok ekstrim sayap kanan dan pergerakan anti-imigran. 

Berdasarkan hasil foto yang diambil sebelum beraksi, Petterson mengenakan helm dan membawa sebuah pedang. Menurut keterangan polisi, pelaku membawa lebih dari satu senjata selain pedang, yakni benda tajam menyerupai pisau. 

Seorang pelajar berusia 14 tahun bernama David Issa mengaku melihat dengan mata kepalanya bagaimana Petterson menusuk gurunya. 

"Kami tengah duduk di kafe sekolah) dan tiba-tiba pria dengan masker muncul sambil membawa pedang. Kemudian, dia menusuk guru saya. Saya panik dan memilih langsung kabur," kata Issa. 

Sementara, seorang guru matematika berusia 25 tahun, Ahmed Hadi, melihat pelaku membawa pedang diselimuti darah.

"Dia bergerak pindah ke ruang kelas lain. Anak-anak merasa ketakutan. Kami mematikan lampu kelas dan meletakan meja di belakang pintu. Kami meminta anak-anak untuk merunduk dan tetap tenang. Anda bisa bayangkan, mereka baru berusia 10 tahun," papar Hadi. (ren)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya