- Reuters/Navesh Chitrakar
VIVA.co.id - Trauma gempa bumi Nepal mulai berangsur pulih. Negara tersebut melanjutkan kehidupannya dan memilih presiden baru.
Presiden terpilih adalah Bidhya Devi Bhandari, seorang perempuan berusia 54 tahun yang menjabat sebagai wakil deputi dari Partai Marxist-Leninis Nepal. Di Nepal, presiden adalah pimpinan resmi, sedangkan perdana menteri adalah pemimpin negara.
Juru bicara parlemen Nepal, Onshari Garti, mengatakan, Bhandari meraih 327 suara, sedangkan oposisinya meraih 214 suara.
Bhandari adalah aktivis untuk hak-hak perempuan di Nepal. Suaminya, Madan Bhandari juga seorang aktivis dan sempat menjadi ketua Partai Marxist-Leninis Nepal. Madan Bhandari terbunuh akibat kecelakaan mobil di Nepal pada 1993. Namun, hingga sekarang, penyebab kecelakaan itu tak terpecahkan.
Devi Bhandari juga kerap memimpin demonstrasi melawan Raja Gyanendra pada 2006, yang akhirnya mengakhiri kepemimpinan otoritas dan merestorasi demokrasi.
Bhandari menjadi presiden Nepal kedua setelah negara Himalaya itu berganti menjadi republik setelah menghapuskan model monarki selama berabad-abad. Presiden pertama, Ram Baran Yadav, terpilih pada 2008, ia seharusnya menjabat selama dua tahun dan membantu mempersiapkan konstitusi.
Namun, perbedaan yang terus terjadi di antara partai-partai politik membuat Yadav melanjutkan masa jabatannya hingga tujuh tahun.